Malang, Aktual.com — Sebanyak 600 Aremania dan 150 anggota TNI membentangkan Bendera Merah Putih ukuran “raksasa” menjelang “kick off” semifinal leg kedua Piala Jenderal Sudirman antara Arema melawan Mitra Kukar di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Minggu (17/1).
Ketua panitia penyelenggara (Panpel) Arema Abdul Haris, Minggu (17/1) mengatakan, seremoni atraksi membentangkan bendera raksasa itu telah melalui latihan dan gladi bersih. Ada 600 Aremania dan 150 personel TNI yang disiapkan turut membentangkan bendera raksasa tersebut di lapangan.
“Bendera Merah Putih yang dibentangkan itu terdiri dari beberapa bagian karena ukurannya sangat besar, yakni 110 X 36 meter. Bahkan pada awalnya bendera yang akan dibentangkan itu berukuran 110 X 48 meter, tapi karena pertimbangan space lapangan, ukurannya disesuaikan,” kata Haris, kepada pewarta berita, di Malang.
Bendera yang terdiri dari bagian-bagian terpisah itu akan diusung masuk lapangan dalam kondisi tergulung oleh 750 petugas dalam tiga bagian. Pengusung gulungan bendera warna merah masuk dari sisi selatan lapangan dan pengusung gulungan bagian bendera warna putih masuk dari arah Utara.
Gulungan bendera raksasa itu selanjutnya dibentangkan bersama sehingga bila dilihat dari atas, permukaan lapangan akan tertutup bendera.
“Saat pertama dibentangkan nanti akan ada bendera warna biru di bagian tengah, tapi begitu FIFA Anthem, Bendera Merah Putih akan menyatu dan yang biru menjadi alas,” terang Media Officer Arema Sudarmaji.
Selanjutnya, kata Sudarmaji, bendera raksasa akan kembali digulung setelah lagu Indonesia Raya usai dinyanyikan bersama sebelum pertandingan.
“Bentuk atraksi dari Aremania ini diharapkan bisa berjalan dengan baik dan tidak mengganggu penyelenggaraan pertandingan,” ucapnya.
Selain itu, juga bisa memberi dorongan bagi tim Singo Edan untuk memenangkan laga dan lolos ke babak final. Bila Arema Cronus lolos ke final, atraksi Bendera Merah Putih raksasa tersebut siap dibentangkan kembali di stadion utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara