Asap membumbung tinggi dari kebakaran lahan gambut di Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir, Riau, Kamis (23/2). Daerah pesisir Provinsi Riau sangat rawan terjadi kebakaran lahan karena rendahnya curah hujan dan pembukaan lahan dengan membakar untuk perkebunan kelapa sawit. ANTARA FOTO/FB Anggoro/foc/17.

Pekanbaru, aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas kebakaran lahan dan hutan (Karhutla) sejak awal hingga medio Februari 2019 ini mencapai 497,71 hektare.

Angka tersebut meningkat dua kali lipat dalam lima hari terakhir, setelah pada awal pekan ini luas lahan yang terbakar hanya 267 hektare.

Kepala BPBD Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Jumat (15/2) mengatakan, cuaca kering yang melanda pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Meranti dan Rokan Hilir menyebabkan kebakaran meluas dengan masif.

“Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 322 hektare,” katanya.

Sepanjang pekan ini, Bengkalis merupakan wilayah yang mengalami kebakaran hebat. Sekitar 200 hektare lahan gambut di Pulau Rupat, Bengkalis terbakar dan hingga kini belum dapat dikendalikan.

Padahal, berdasarkan data Antara, awal pekan ini total kebakaran lahan di Bengkalis hanya seluas 131 hektare, dan hingga Jumat ini telah mencapai 322 hektare.

Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 112 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini, tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai dengan luas mencapai 31,5 hektare.

Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah pesisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas 2,2 hektare.

“Untuk di Bengkalis dan Dumai upaya pemadaman masih terus berlangsung hingga hari ini,” ujar Edwar.

Selain wilayah pesisir Riau, kebakaran juga terjadi di wilayah Riau daratan. Di Kabupaten Kampar, tercatat luas kebakaran mencapai 14 hektare.

Di Pekanbaru seluas 16,01 hektare terbakar.

Kabut Asap Kebakaran lahan yang melanda Riau, terutama wilayah pesisir mulai menyebabkan kabut asap.

Wilayah Dumai dilaporkan mengalami kabut asap cukup parah sepanjang pekan ini.

Bahkan, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Dumai sempat menyentuh level berbahaya.

“Bahkan dinihari tadi berdasarkan data ISPU mencapai level 400 hingga 500 yang artinya kategori berbahaya,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, Afrilagan.

Menjelang pagi, lanjutnya, kondisi udara di Dumai berlangsung membaik.

Namun, hingga siang tadi, dia mengatakan, kondisi udara Dumai dalam kategori tidak sehat. Kondisi itu ditampilkan melalui alat ISPU milik Chevron yang berada pada angka 158.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin