Jakarta, Aktual.co — Hamparan sawah petani di desa Naibonat dan Oesao Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) sekitar 400 HA yang tersebar di Tetkolo, Airbaun, Wilakdale dan Supdale kekeringan akibat kemarau panjang.

“Kami prihatin dengan tanaman sawah yang tengah tumbuh namun terancam tidak berkembang karena debit air dari kali Oesao dan sumber air Pukdale mulai turun drastis mencapai sekitar 40 persen,” kata Aditya Loloin (50) petani sawah panas di Naibonat, Kupang, Rabu (22/10).

Menurut dia, saat ini sekitar 200 petani yang ikut menggarap sawah di Tetkolo desa Pukdale benar-benar cemas, karena menurunnya debit air baru sejak musim kemarau 2014, sangat drastis.

“Dua tahun sebelumnya debit air Pukdale Oesao tidak pernah menurun seperti yang terjadi saat ini,” katanya.

Ia mengaku secara teknis tidak mengetahui secara pasti berapa persen penurunan debit air Pukdale yang mengairi ratusan hektar lahan sawah di Kupang Timur dan sebagian Kupang Tengah.

“Penurunan debit air baru diketahui petani, ketika pematang sawah petani yang letaknya paling ujung lokasi persawahan mulai tidak mendapatkan pasokan air, saat itu baru diketahui kalau debit air mulai berkurang,” katanya.

“Sejak akhir Juli hingga Agustus bahkan sampai hari ini sudah ada 45 petani sawah yang membuat pengaduan ke ketua kelompok tani air terkait tidak lagi mendapat pasokan air ke pematang sawahnya,” katanya.

Sebagai solusi sementara, para petani sawah sepakat mulai menghemat air dengan membagi jadwal pendistribusian air ke setiap pematang sawah petani.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka