Washington DC, Aktual.com – Pemerintah Amerika Serikat terus melakukan deportasi para imigran gelap yang masuk ke AS secara ilegal. Tercatat sudah 434 imigran gelap yang dideportasi kembali ke negaranya, atau ke negara-negara lain yang bersedia menampung mereka.
Dilansir dari berbagai sumber, pada Kamis (20/2) pemerintah AS mendeportasi 135 imigran ilegal, termasuk 65 orang anak-anak yang dipulangkan ke Kosta Rika. Sedangkan 70 yang lain adalah orang dewasa. Para imigran ilegal itu sebagian dari Afghanistan, China, Iran, Rusia, Armenia, Georgia, Vietnam, Yordania, Kazakhstan, dan Ghana.
Wakil Menteri Dalam Negeri Kosta Rika Omer Badilla mengatakan bahwa 65 anak-anak yang dideportasi itu semuanya didampingi seorang kerabat. Badilla juga menegaskan tidak ada seorang pun dalam penerbangan itu yang memiliki catatan kriminal. ”Mereka semua adalah keluarga; Mereka datang sebagai unit keluarga, ”kata Omer Badilla yang juga direktur otoritas migrasi Kosta Rika.
Beberapa hari lalu, pemerintah AS mendeportasi 299 orang ke Panama, dengan sekitar 100 orang dipindahkan ke kamp pengungsi San Vicente di Meteti, di provinsi Darien. Sebelumnya, Kosta Rika, Panama, dan Guatemala sepakat untuk menerima para imigran dari negara lain yang diusir oleh pemerintah AS dan menampung mereka, hingga mereka dikirim kembali ke negara asal atau negara tuan rumah lainnya. Kosta Rika sendiri sudah berkomitmen berkomitmen untuk menerima 200 imigran secara total.
Namun pemerintah Kosta Rika telah menetapkan bahwa para migran tetap di negara itu tidak lebih dari 30 hari sebelum dikirim ke negara asal mereka, sebuah operasi yang dikatakan akan diawasi oleh lembaga PBB, termasuk Organisasi Internasional untuk Migrasi, dan dibiayai oleh pemerintah AS.
Untuk diketahui, puluhan anak-anak tiba di ibukota Kosta Rika, San José pada Kamis malam (20/2) waktu setempat, setelah dideportasi dari AS. Pesawat mereka adalah penerbangan pertama yang tiba di Kosta Rika dan membawa kelompok migran terbaru dari negara -negara di belahan bumi timur yang akan dideportasi oleh pemerintah AS ke Amerika Tengah.
Selain ratusan imigran ilegal yang sudah dideportasi, pemerintah AS juga telah mendeportasi 177 orang dari pangkalan militer AS di Guantanamo Kuba, yang dipulangkan ke negara asal mereka di Venezuela.
177 orang itu diturunkan di Honduras, tempat mereka dijemput oleh pemerintah Venezuela.
Kepala urusan perbatasan yang ditunjuk Presiden Donald Trump, Tom Homan sebelumnya mengatakan, prioritas pemerintah AS saat ini adalah mendeportasi imigran tanpa dokumen yang dianggap sebagai ancaman keamanan bagi negara. Ia juga menegaskan bahwa imigrasi ilegal secara umum tidak akan ditoleransi.
”Sekarang ini, fokus kami adalah menangkal ancaman terhadap keselamatan publik dan keamanan nasional. Itu populasi yang kecil. Jadi, kami akan melakukannya berdasarkan prioritas, seperti yang dijanjikan Presiden Trump. Tetapi seiring terbukanya ruang lebih luas, akan ada lebih banyak penangkapan secara nasional,” kata Homan.
(Indra Bonaparte)
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain