Jakarta, Aktual.co —Gudang senjata dan rudal di Ibu Kota Yaman, Sana’a menjadi sasaran koalisi Arab Saudi. Mereka melakukan pengeboman lewat udara dan telah menewaskan 100 orang lebih.
“Laporan paling akhir memperlihatkan sebanyak 100 orang tewas sementara hampir 300 orang lagi cedera akibat ledakan besar pada Senin, yang disebabkan oleh serangan udara pimpinan Arab Saudi terhadap depot senjata,” kata Direktur empat rumah sakit utama di Sana’a, Rabu (13/5).
“Ratusan orang telah dibawa ke beberapa rumah sakit di Sana’a. Jumlah korban jiwa mungkin bertambah sebab banyak orang yang cedera berada dalam kondisi kritis tanpa perawatan medis yang memadai akibat kekurangan obat,” kata Tamim menambahkan.
Kantor berita resmi Yaman, Saba, yang dikuasai kelompok Syiah Al-Houthi, mengonfirmasi korban jiwa pada Senin. Koalisi pimpinan Arab Saudi menyerang satu gudang rudal di Gunung Nuqom di bagian timur Sana’a, sehingga mengakibatkan serangkaian ledakan kuat yang membuat rusak parah rumah di dekatnya dan memaksa ribuan keluarga meninggalkan rumah mereka di sana.
Kelompok Al-Houthi, yang didukung oleh satu militer, dan anggota suku yang setia kepada Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi yang telah berusaha menguasai beberapa kota besar di Yaman selama enam pekan belakangan, telah berjanji akan menghormati gencatan senjata tersebut. Tujuannya ialah untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan sampai ke warga sipil yang terkepung di dalam negara yang dirongrong konflik itu.
Namun, pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi melanjutkan serangan udara terhadap beberapa pangkalan militer yang dikuasai anggota Al-Houthi di seluruh Sana’a dan provinsi lain pada Selasa, beberapa jam sebelum gencatan senjata lima-hari yang direncanakan bagi tujuan kemanusian berlaku.
Seorang pejabat senior Pemerintah Yaman mengatakan, gencatan senjata kemanusiaan yang direncanakan itu baru berlaku malam ini, pukul 23.00 waktu Sana’a, sebagaimana direncanakan. Tapi sebagian orang khawatir terhadap serangan udara pimpinan Arab Saudi yang terus berlangsung dan bentrokan bersenjata di berbagai tempat dapat mematikannya.
“Sayangnya, peluang bagi jeda kemanusiaan lemah. Setakat ini, tak ada kerja sama serius antara semua pihak terkait di Yaman, hanya peningkatan yang terlihat,” kata sumber pemerintah tersebut, yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
Pada Selasa kemarin, Utusan PBB yang baru diangkat untuk Yaman Ismail Ould Cheikh Ahmed, tiba di Sana’a –tempat ia dijadwalkan bertemu dengan pejabat partai politik di negeri tersebut dan pemimpin Al-Houthi guna membahas penerapan penuh gencatan senjata itu, kata beberapa pejabat Yaman.
Beberapa jam kedatangan Utusan PBB dari Mauritania tersebut, lima serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi pada Selasa siang membom kastil bersejarah yang dikuasai Al-Houthi dan dua pangkalan militer di Provinsi Taiz, Yaman Selatan, tempat pertempuran sengit masih berkecamuk antara kedua pihak yang berperang itu. (Laporan: Wisnu Yusep)
Artikel ini ditulis oleh:

















