Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI), Arya Kharisma Ardi, mengucapkan belasungkawanya terkait peristiwa meninggalnya ratusan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan anggota Polri pada saat melaksanakan tugas.

“Jadi aksi ini adalah bentuk duka cita dari PB HMI atas banyaknya meninggal petugas pemilu di tingkat, baik itu kecamatan maupun PPS-PPS,” ujar Arya di sela aksi unjuk rasa yang dilakukan di depan kantor Komisi Pemlihan Umum (KPU), di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jum’at, 17/5/2019.

Menurut Arya, pesta demokrasi yang mengakibatkan meninggalnya ratusan orang meninggal adalah satu peristiwa yang sangat fatal yang harus menjadi perhatian bersama untuk dilakukan upaya mengungkap misteri di balik kejadian ini.

“Kami melihat bahwasannya dengan jumlah yang besar ini, meninggal hari ini mungkin sudah 500 lebih, merupakan sesuatu kejadian yang sangat fatal dan harus di cari sebab musababnya,” kata Arya.

“Oleh sebab itu saya meminta kepada pemerintah untuk dapat memberikan ruang yang besar bagi kelompok atau organisasi – organisasi independen untuk dapat melakukan cek fakta terkait kejadian meninggalnya 500 lebih petugas pemilu tersebut. Agar supaya persoalan ini clear dan selesai, dan menjawab misteri dari meninggalnya petugas pemilu yang ada di berbagai daerah,” tegasnya.

Selain itu, Arya juga menekankan kepada pihak-pihak untuk tidak memberikan pernyataan yang di luar kapasitasnya.

“Kalau itu kan suda di awali ada yang memang menyampaikan pendapat bahwa (kematian itu disebabkan karena) keletihan. Itu sudah menjadi satu pertanyaan, apa legal standingnya dia menyampaikan bahwa itu keletihan?, sedangkan itu bukan dokter. oleh sebab itu beberapa dokter kemarin termasuK IDI juga mengambil inisiatif membentuk tim mencari fakta,” ujarnya.

“Dan kami dari PB HMI ada salah satu lembaga kesehatan mahasiswa Islam juga akan membentuk tim dan bekerjasama dengan organisasi terkait untuk sama-sama mencari fakta,” pungkasnya.