Muara Teweh, aktual.com – Sedikitnya ratusan rumah yang tersebar di enam desa di wilayah Kecamatan Teweh Timur Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, masih terendam banjir bandang akibat meluapnya Sungai Teweh (anak Sungai Barito) pada hari kedua.
“Pagi tadi banjir mengalami kenaikan sekitar 120 centimeter dan telah merendam ratusan rumah di enam desa,” kata Camat Teweh Timur, Sudiyono ketika dihubungi melalui telepon dari Muara Teweh, Minggu [05/4].
Banjir yang melanda kecamatan pedalaman di Kabupaten Barito Utara ini terjadi sejak Sabtu (4/4) pagi hingga Minggu siang masih berlangsung dengan ketinggian air di Desa Benangin ibukota Kecamatan Teweh Timur mencapai 2 – 4 meter.
Oleh karena rumahnya masih terendam banjir maka sejumlah warga setempat mengungsi ke tempat yang lebih tinggi dan rumah lantai atas.
Sementara Desa Benangin 1, Benangin 2, Benangin 3, Benangin 5, Sampirang 2 dan Desa Wakat ketinggian banjir pada pagi Jumat sekitar 1-2 meter.
“Biasanya banjir bandang ini cepat surutnya paling lambat satu hari, namun banjir kali ini surutnya lambat, karena Sungai Barito juga debit airnya mulai naik, sehingga arus Sungai Teweh tertahan sungai besar,” kata dia.
Akibat banjir yang melanda delapan desa itu merendam sebanyak lebih dari 600 buah rumah, pasar desa, taman-kanak-kanak, SD, masjid, mushola, gereja, balai basarah (rumah ibadah umat Hindu Kaharingan), kantor desa, balai desa, puskesmas, pustu dan jembatan.
“Saat ini warga yang menjadi korban banjir sudah dievakuasi ke tempat yang aman dan sebagian mengungsi di rumah penduduk yang tidak terendam banjir,” katanya.
Camat Teweh Timur mengatakan sampai saat ini pihaknya belum mengetahui berapa nilai kerugian, namun tidak ada korban jiwa di kecamatan yang berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur ini.
Saat ini BPBD Barito Utara sedang ke lokasi banjir untuk memberikan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Barito Utara dan dibuat dapur umum untuk membantu masyarakat yang menjadi korban banjir.
“Halaman rumah jabatan camat dijadikan posko untuk tempat pengungsian bagi kaum lansia,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eko Priyanto