Bandung, Aktual.com — Sebanyak 850 orang mengikuti istighasah antikorupsi untuk menggugah peran aktif masyarakat dalam mendukung pemberantasan korupsi lewat doa bersama di Masjid Raya Bandung Provinsi Jabar, Selasa (8/12) malam, yang diselenggarakan oleh Jaringan GUSDURian Indonesia.

Ketua Panitia Istighasah Antikorupsi Awijaya, dalam siaran persnya kepada wartawan, Rabu (9/12), menuturkan Istighasah antikorupsi bertema ‘Berani Bersih’ merupakan bagian dari kegiatan Festival Antikorupsi 2015 yang digelar Konsorsium Komunitas Festival Antikorupsi 2015.

Kegiatan doa bersama ini menghadirkan Koordinator Jaringan GUSDURian Indonesia Alissa Wahid, Sely Martini dari Indonesian Corruption Watch (ICW), Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandung Ustaz Wahyu Afif Al-Ghofiqi, KH Zawawi Imron, KH Mujiyo Nurkholis, dan Kyai Maman Imanul Haq.

“Istighasah antikorupsi ini mengangkat tema ‘Berani Bersih’ yang berarti keberanian membersihkan jiwa, perilaku, dan sikap. Tentunya dalam hal yang terkait dengan korupsi,” ujar Awijaya.

Doa bersama dipimpin oleh Ustaz Wahyu Afif Al-Ghofiqi dan selama istighasah berlangsung, peserta diajak menjadi pelaku antikorupsi.

“Gerakan antikorupsi ini salah satu isu yang menjadi perhatian pada GUSDURian. Gus Dur selalu mengingatkan agar kebijakan dan keputusan yang dibuat para pemimpin ditujukan untuk kemaslahatan umat. Tetapi, korupsi sekarang merajalela di Indonesia. Padahal, korupsi jelas-jelas melanggar prinsip ini,” kata Koordinator Jaringan GUSDURian Indonesia, Alissa Wahid.

Sebelumnya, Jaringan GUSDURian Indonesia juga telah menyelenggarakan Halaqah Alim Ulama untuk membangun Gerakan Pesantren Antikorupsi di sembilan kota di Indonesia.

Halaqah Alim Ulama menghasilkan fatwa keharaman berbagai bentuk korupsi dan tindak pidana pencucian uang serta kewajiban umat Islam untuk menghindari bentuk-bentuk korupsi tersebut.

Istighasah antikorupsi sekaligus menjadi bagian dari upaya tanpa henti dalam mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia, terutama kepada KPK.

“Semoga kegiatan ini bukan sebuah seremoni saja. Kami dapat bekerja sama memberantas korupsi karena korupsi merupakan sebuah kejahatan. Sangat menyedihkan, bangsa Indonesia mempunyai nilai-nilai agama, tapi belum diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nah, harapannya, kita dapat bersama-sama membebaskan negara dari korupsi,” ujar Sely Martini dari ICW.

Untuk menggugah peran aktif masyarakat dalam memberantas korupsi, ada 9+1 nilai integritas yang harus ditanamkan pada setiap individu.

Nilai-nilai tersebut terdiri dari kejujuran, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, adil, berani, kerja keras, sederhana, dan sabar. Jika nilai-nilai integritas sudah tertanam, perilaku antikorupsi otomatis terbentuk.

Artikel ini ditulis oleh: