Karangasem, Aktual.com – Ratusan warga dari berbagai desa di kaki Gunung Agung mengungsi. Entah apa yang mendorong mereka mengungsi, padahal belum ada imbauan untuk mengungsi. Beberapa warga mengaku mengungsi lantaran tetangga mereka juga mengungsi.
Beberapa warga lainnya mengaku ketakutan akan zat kimia yang dikeluarkan oleh Gunung Agung. Ketut Ardiarta salah satunya, warga Banjar Pendem Desa Muncag, Kabupaten Karangasem. Ia mengaku mengantisipasi sedini mungkin kemungkinan risiko bencana yang akan timbul.
“Lahar memang tidak ada. Tapi takut zat kimia seperti belerang, karena radius rumah kami cukup dekat. Beberapa warga juga mengosongkan rumah, tapi berpencar,” kata dia di Balai Banjar Desa Rendang, Kabupaten Karangasem, Rabu malam, 20 September 2017.
Sebelumnya, warga di Desa Temukus juga mengaku merasakan getaran gempa. Mereka kemudian meminta izin kepada pejabat setempat untuk mengungsi sementara waktu.
“Ya, ada terasa getaran gempa tadi. Warga ramai-ramai ngungsi. Kami sudah bilang ke kepala desa,” kata pria bernama Wenten.
Sementara itu, data yang dihimpun di posko II di Tukad Bungbung terdapat 71 pengungsi dari Banjar Kesimpar Desa Besakih. Mereka datang mengendarai mobil pickup an puluhan sepeda motor.
Sementara di posko I induk Kecamatan Rendang, tepatnya di Gedung Pertanian terdapat 16 orang pengungsi dari Banjar SKesimpar, Desa Besakih. di pos II depan SMAN 1 Rendang terdapat 43 pengungsi dari Banjar Kesimpar, Desa Besakih dan dari Banjar Pura Desa Sebudi.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby