Ramallah, Aktual.com – Sabtu (5/12), ratusan warga Palestina melanggar jam malam yang diberlakukan untuk berpartisipasi dalam pemakaman seorang bocah lelaki yang terbunuh pada Jum’at (4/12) oleh peluru tentara Israel, selama demonstrasi yang berlangsung di desa Mughayir, utara Ramallah di Tepi Barat.

Pembunuhan bocah itu terjadi beberapa hari setelah Otoritas Palestina mengumumkan pemulihan hubungan dengan Israel, termasuk koordinasi keamanan yang telah ditangguhkan pada Mei 2020.

Para peserta dalam pemakaman, beberapa di antaranya membawa foto bocah itu, Ali Ayman Abu Alia, meneriakkan slogan-slogan menentang pendudukan Israel dan kembalinya koordinasi keamanan, seperti dikutip Kantor Pers Prancis.

Ratusan orang menghadiri pemakaman, yang berlangsung di pusat Ramallah, terlepas dari keputusan Otoritas Palestina untuk menutup Tepi Barat pada hari Jumat dan Sabtu untuk menekan angka penularan COVID-19.

Spanduk gerakan Fatah dan Hamas dikibarkan pada saat pemakaman bocah lelaki itu di desa Mughayer, di tengah nyanyian: “Dengan jiwa dan darah kami, kami berkorban untukmu, martir.”

Baca juga>> Palestina Hadapi 1.968 Kasus Baru dan 17 Kematian Akibat COVID-19

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan, pada Jumat malam (4/12), bahwa Ali Ayman Abu Alia (13 tahun) meninggal beberapa saat setelah bocah itu ditembak oleh tentara Israel.

Sumber keamanan Palestina melaporkan kepada Agence France-Presse bahwa bocah lelaki itu, Ali, ditembak oleh tentara Israel selama demonstrasi di desa Mughayer, yang penduduknya memprotes penyitaan tanah mereka oleh pemukim.

Namun, tentara Israel mengatakan bahwa “perusuh” mencoba memblokir jalan perbatasan, “dan pasukan keamanan mencegah mereka memblokir jalan dan menanggapinya dengan alat pengendalian kerusuhan.”

Kepresidenan Palestina mengutuk pembunuhan bocah itu, dan meminta komunitas internasional untuk memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina dan mengakhiri pendudukan Israel.

Asharq Al-Awsat

Artikel ini ditulis oleh:

As'ad Syamsul Abidin