Jakarta, Aktual.com – Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPST) tahun buku 2019, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menyetujui pembagian deviden Rp1.007.477.080.625,76 atau Rp41,56 per lembar saham kepada Pemerintah dan Pemegang Saham. Selain itu, RUPST juga mengangkat Suko Hartono sebagai Direktur Utama PGN menggantikan Gigih Prakoso.
“Dari kinerja konsolidasi secara operasional, pada sisi hulu PGN menorehkan catatan lifting minyak dan gas bumi sebesar 28.293 BOEPD, sedangkan pengelolaan bisnis hilir meliputi niaga gas sebesar 990 BBTUD, transmisi gas sebanyak 2.046 MMSCFD, dan bisnis hilir lainnya sebesar 228 BBTUD,” kata Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama di Jakarta, Jumat (15/5).
Realisasi volume transmisi dpengaruhi oleh penurunan volume Pertagas dan penghentian penyaluran gas oleh PCML melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG) pada September 2019. Sementara itu, realisasi lifting lebih rendah dari tahun 2018 karena dipengaruhi oleh berakhirnya dua blok upstream yaitu SES dan Sanga-Sanga. Pada tahun lalu, total aset yang dikelola PGN mencapai USD7,374 Milyar. Dari sisi pendapatan mencapai USD3,849 Miliar, dengan EBITDA sebesar USD1,040 Miliar. Secara konsolidasian, PGN menghasilkan laba operasi sebesar USD546 Juta, dengan laba bersih USD68 Juta.
“Realisasi Pendapatan atau EBITDA tahun 2019 dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan dari sisi upstream, karena berakhirnya dua blok pada akhir 2018 yaitu Blok Sanga-Sanga dan SES, serta harga ICP dan finance lease akibat berhentinya pengaliran gas melalui pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG). Secara lebih detail, kinerja keuangan ditopang geliat operasional. PGN selama tahun lalu, berhasil meningkatkan volume distribusi gas, dari posisi 960 BBTUD, naik 3 persen menjadi 990 BBTUD pada 2019. Sedangkan untuk transmisi gas, PGN menyalurkan volume sebesar 2.046 MMSCFD,” terangnya.
Peningkatan operasi bisnis tersebut, tak lepas dari ekspansi pelayanan yang digarap PGN. Hingga tahun lalu, tercatat jumlah pelanggan distribusi gas mencapai 397.474, naik dari posisi 325.917 pada 2018, terlebih lagi adanya lompatan kenaikan jumlah pelanggan sejak 2014 yang hanya sebesar 96.049. Dengan demikian, PGN berhasil mengelola market share niaga gas bumi di Indonesia sebesar 92 persen.
Pada 2019 PGN berhasil menambah panjang infrastruktur pipa dengan total menjadi ±10.169 km, dengan penambahan pipa sepanjang ±253 km. Adapun rinciannya, penambahan pipa distribusi ±75 km dan penambahan pipa transmisi sepanjang ±177 km. Kondisi yang kian berkembang itu, mendorong PGN untuk melakukan beragam inovasi. Hal tersebut, guna memberikan layanan yang handal kepada pelanggan eksisting, serta menjadi modal dalam menarik minat konsumen yang lebih luas lagi. PGN telah merencanakan pengembangan infrastruktur gas yang pada 2020, ditarget mencapai 186 kilometer untuk distribusi yang terbagi atas 63 km di Pulau Jawa dan 123 km di Sumatera.
“Untuk penguatan pelayanan tersebut, kami juga terus melakukan pengembangan dan pemeliharaan infrastruktur. Lebih dari 90 persen jaringan pipa gas PGN dijamin mempunyai kualitas baik hingga masa 30 tahun,” tegasnya.
Terkait ekspansi layanan konsumen, PGN bisa menjangkau target yang telah ditetapkan. Terlebih lagi, sejauh ini PGN mempunyai portofolio sumber daya manusia yang mumpuni di bidang bisnis gas. Tak hanya itu, mengingat adanya tantangan demografi, Rachmat memaparkan selain berkualitas, SDM yang dimiliki perusahaan juga ditopang generasi milenial. Jumlah generasi milenial tersebut, saat ini mayoritas. “Dengan begitu, inovasi layanan, pengembangan produk, serta invensi yang sesuai dengan tantangan zaman, akan bisa diatasi PGN,” tambahnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka