Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Rudi Nugroho menjelaskan Arsinum dirancang untuk memproduksi air siap minum dari berbagai air baku mulai dari air hujan, air sumur, air PDAM, air danau, air sungai, dan bahkan air payau.

Mesin pengolah air baku tersebut ditempatkan di atas mobil dobel gardan untuk memudahkan menjangkau lokasi sulit saat terjadi bencana.

Untuk bisa mengoperasikan seluruh pipa Arsinum untuk bekerja memerlukan tenaga listrik maksimal 2.000 watt. Setiap satu jam pengoperasian Arsinum dapat menghasilkan air siap minum sebanyak 400 liter.

BPPT telah mengirimkan mobil Arsinum ke Lombok saat pascabencana pertengahan tahun 2018 dan menghasilkan 50 ribu liter air siap minum untuk kebutuhan masyarakat selama satu bulan. Mobil Arsinum yang berkeliling di Lombok menggunakan air baku dari sumur saat beroperasi.

“Jika satu orang butuh air minum dua liter per hari maka, maka 4.000 liter air siap minum bisa mencukupi kebutuhan 2.000 orang,” kata Rudi.

Rudi memaparkan teknologi yang digunakan pada Arsinum termasuk teknologi tinggi dengan penggunaan pompa air baku, filter bertekanan, filter mangan zeolit, filter karbon aktif, catridge filter, sterilisator ultra violet dan ozon generator. Mobil tersebut juga dilengkapi dengan panel surya sebagai sumber listrik alternatif apabila pasokan listrik dari PLN di daerah bencana belum pulih. Total listrik yang diserap melalui panel surya itu bisa mengoperasikan mesin selama enam jam.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid