Warga Tionghoa melakukan sembahyang menyambut Tahun Baru Imlek 2567 di Vihara Amurva Bhumi Hok Tek Djeng Sin, di Jalan Satrio, Jakarta Selatan, Minggu (7/2/2016). Warga Tionghoa melakukan sembahyang malam khusus yang disebut juga chuxi yang dalam bahasa Cina berarti menghapus yang lama dan jahat juga berdoa untuk menyongsong kedatangan tahun baru yang terbaik adalah malam terakhir menjelang hari Tahun Baru Imlek.

Denpasar, Aktual.com — Warga keturunan Tionghoa di Vihara Darmayana Kuta, Kabupaten Badung, Bali, mengharapkan kestabilan ekonomi dan keamanan di daerah setempat memaknai Tahun Baru Imlek 2567.

“Memasuki tahun bari ini kami harapkan ekonomi stabil, lebih sejahtera dan keamanan di Bali semakin bagus,” kata Ketua II Pengurus Vihara Darmayana Kuta, Luwih Berata ditemui di Kuta, Kabupaten Badung, Senin (8/2).

Menurut dia, tahun baru ini sesuai dengan kalender Tionghoa dikenal sebagai tahun Monyet Api.

Dia menjelaskan bahwa monyet dikatakan sebagai hewan yang memiliki sifat lincah dan kreatif bersama kelompok namun monyet terkadang hewan yang “nakal” dengan lincah berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Untuk itu, lanjut dia, tahun Monyet Api ini diharapkan seluruh elemen masyarakat bekerja sama untuk mewujudkan kesejahteraan dan kedamaiaan.

“Kita harus mewujudkan soliditas melalui kerja sama agar kestabilan ekonomi itu bisa terjadi,” ucapnya.

Sementara itu di vihara yang diketahui dipugar pertama kali tahun 1873 itu, ratusan warga Tionghoa melakukan ibadah Imlek.

Dengan menggunakan dupa, umat khusuk melakukan persembahyangan, berdoa memohon keselamatan dan kesejahteraan kepada para dewa.

Luwih menjelaskan di vihara yang terletak di tengah-tengah kawasan wisata Kuta itu terdiri dari 150 kepala keluarga yang menetap di kawasan setempat, Nusa Dua dan Denpasar.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan