Jakarta, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) pada 1 Juli 2017 memperingati ulang tahun yang ke-64 sejak pertama kali berganti baju menjadi BI pada tahun 1953 lalu. Sebelumnya bank sentral ini sebagai De Javasche Bank.

Di tengah usianya yang kian matang itu, bank sentral diminta tak hanya berpihak untuk menjaga kondisi makroprudensial saja, melainkan juga dari kebijakan-kebijakannya harus berpihak pada kaum-kaum yang lemah.

“Selamat ultah, @bank_indonesia. Jaga kedaulatan moneter dan keuangan nasional,” begitu tulis ekonom senior INDEF, Ahmad Erani Yustika dalam akun resmi media sosialnya itu, ditulis Minggu (2/7).

Menurut Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ini, BI harus lebih mendedikasikan dirinya untuk keberpihakannya terhadap sektor ekonomi kecil.

“Terus dedikasikan kebijakan (BI) untuk beri akses dan bela kaum yang lemah,” tegad Erani.

Akun BI sendiri menyatakan, pihaknya tengah merayakan HUT BI 1 Juli 2017 untuk memperingati hari jadi ke-64 BI. “HUT BI kali ini bertemakan, ‘Bank Indonesia di Setiap Makna Indonesia’,” jelas BI.

Sebagai bank sentral, BI sendiri mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi. Sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perumusan tujuan tunggal ini dimaksudkan untuk memperjelas sasaran yang harus dicapai BI serta batas-batas tanggung jawabnya.

Dengan demikian, tercapai atau tidaknya tujuan BI ini kelak akan dapat diukur dengan mudah.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka