Malang, Aktual.com — Dinas Pendidikan Kota Malang, Jawa Timur telah menyiapkan sanksi bagi siswa-siswi yang merayakan hari valentine karena dianggap melanggar aturan yang telah dikeluarkan pemerintah daerah itu.

“Para peserta didik harus fokus dalam menimba ilmu dan menempuh pendidikannya,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Malang Zubaidah di Malang, Minggu (7/2).

Aturan larangan perayaan valentine bagi siswa-siswi sekolah, ujar dia, karena bertentangan dengan moral, kultur budaya bangsa Indonesia, serta norma-norma di negeri ini.

Selain berkaitan dengan kultur budaya, lanjutnya, maraknya aksi penipuan dan penculikan siswa akhir-akhir ini menjadi alasan untuk melarang semua siswa merayakan valentine.

“Kami tidak mau dan tidak ingin momen ini dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab,” kata Zubaidah.

Menurut Zubaidah, valentine lebih bermakna diberikan kepada orang tua di rumah. Surat imbauan Disdik tersebut tidak hanya ditujukan pada kepala sekolah agar diteruskan kepada siswa-siswinya, tetapi juga diberikan kepada wali murid agar mereka juga ikut mengawasi putra-putrinya.

“Sebenarnya tidak hanya pada momen Valentine saja, tetapi juga setiap saat agar anak-anak tidak keluar dari rel,” ujar dia.

Ada tiga poin dalam surat larangan merayakan hari valentine yang dikeluarkan Disdik Kota Malang, yakni melarang kegiatan siswa untuk merayakan valentine oleh peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai moral, religius dan kultur budaya bangsa Indonesia, baik di dalam maupun di luar sekolah.

Selanjutnya, membuat surat edaran kepada orang tua atau wali murid untuk melakukan pengawasan kepada putra-putrinya agar tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun masa depannya.

Dan, ketiga memberikan penguatan moral dan pengertian kepada seluruh peserta didik bahwa hari kasih sayang akan lebih bermakna apabila diberikan kepada orangtua, saudara, bapak ibu guru, teman, tetangga dan orang-orang yang berjasa disekitar kita, seperti petugas kebersihan, petugas keamanan, petugas pemadam kebakaran, petugas makam, serta penjaga palang pintu rel kereta api.

“Sebaiknya anak-anak diarahkan untuk mengimplementasikan kasih sayangnya bukan dengan cara hura-hura bersama teman atau siapapun, tetapi dengan memberi makna yang lebih berarti bagi orang lain yang membutuhkan,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Wisnu