disneyland castle
disneyland castle

Yogyakarta, Aktual.com – Demi perkuat pamor Indonesia di peta pariwisata dunia, pemerintah sedang mempersiapkan rencana pembangunan wahana hiburan kelas dunia Disneyland Theme Park di wilayah Kecamatan Sentolo, Kulonprogo, Yogyakarta.

Kepala Bappeda DIY, Tavip Agus Rayanto, kepada wartawan mengakui adanya investor Singapura yang berminat di wilayah tersebut. Hal ini dibenarkan Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kulonprogo, Agung Kurniawan, menurutnya penjajakan dimulai sejak setahun lalu di tiga desa yakni Tuksono, Sentolo dan Banguncipto.

Beragam reaksi warga Yogya pun muncul atas rencana ini. Sekilas mengaku senang, namun tak lupa memberi beberapa catatan di antaranya soal kemacetan dan eksistensi budaya lokal.

Sigit (36) warga Bantul, mengatakan rencana pembangunan wahana Disneyland Kulonprogo merupakan hal bagus untuk kemajuan daerah. Namun, tetap khawatir ancaman kemacetan.

“Masalahnya kemacetan belum teratasi sudah nambah ramai. Berharapnya kan selesain dulu masalah macet baru nambah wahana. Kemacetan pas liburan di Yogya sudah tingkat dewa,” kata dia, di Yogyakarta, Senin (16/1).

Nada optimis disampaikan Nindya (25) warga Kulonprogo. Selama budaya lokal tak ditinggalkan dia setuju dengan keberadaan Disneyland. Pemerintah dinilainya mampu mengkombinasikan konsep yang ada tanpa harus meninggalkan salah satunya.

Untuk urusan macet, Nindya meyakini solusi bakal dipikirkan pemerintah saat perencanaan. “Tidak serta merta dibangun, pastinya juga sudah (akan) memenuhi study kelayakan dan sebagainya,” ujarnya.

Mutia (25) warga Sleman, mengatakan dirinya juga menyambut baik rencana ini. “Senang dong, nggak usah jauh-jauh ke Hongkong atau Jepang,” kata dia. Asalkan, tidak merugikan warga sekitar, lingkungan, sumber daya dan yang lain.

Dirinya pun belum tahu apakah wahana hiburan impor ini bakal memadukan unsur budaya lokal di dalamnya atau tidak. Soal kemacetan yang kian parah sejak menjamurnya hotel, dia berharap kedepan pemerintah agar cukup cerdas mengatasi.

“Nggak bisa dipungkiri pembangunan lanjut terus, hotel nggak berhenti dibangun. Sebenarnya Sultan gimana sih kok ngizinin ini itu segala macem, moneytalks?” ucap Mutia.

Respon baik juga disampaikan Marhen (30) warga Kota Yogya. “Asal hotel Jogja hilang,” sindirnya. Bila telah masuk tahap realisasi, Disneyland Kulonprogo diharap bisa menambah pemasukan daerah, dengan tetap memperhatikan keluhan-keluhan warga.

“Masalah kearifan lokal, tinggal budaya Yogya diadakan lagi kayak wayang, ketoprak, gamelan, seni bahasa Jawa disosialisasikan lagi,” menurutnya.

Sementara itu, aktivis forum Warga Berdaya, Elanto Wijoyono, coba bersikap responsif atas rencana pemerintah ini sebab tak sedikit pula warga yang meyakini rencana pembangunan Disneyland Kulonprogo sekedar wacana belaka.

“Tahun 90an isu bandara Kulonprogo sudah muncul bahkan kajian juga dijalankan sebelum ’98. Banyak info pertumbuhan lain sejak awal tahun 2000an kini sudah terealisasi dan akhirnya banyak respon terjadi cuma seperti ‘nututi layangan pedhot’ (mengikuti layangan putus),” katanya.

Pesan yang disampaikan Elanto senada dengan sikap forum Jogja Darurat Agraria yang menilai rencana Disneyland Kulonprogo hanya logika investor yang bakal menyisihkan penduduk lokal yang ruang hidupnya bergantung pada tanah dan alam, seperti yang dialami warga Temon dalam kasus bandara Kulonprogo.

(Nelson Nafis)

Artikel ini ditulis oleh:

Nelson Nafis
Eka