Pekerja melakukan pemasangan kabl listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Cikajang, Garut, Kamis (25/8). Presiden Joko Widodo menekankan agar daerah-daerah yang kurang pasokan listrik diberikan prioritas dalam pembangunan kelistrikan. Baik lewat percepatan dengan mobile power plant maupun lewat kapal, sehingga keluhan dari masyarakat bisa diatasi. AKTUAL/TINO OKTAVIANO

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah disarankan merevisi target realisasi proyek listrik 35 GW pada 2019, jika dirasa sudah tidak mungkin tercapai. Revisi perlu dilakukan agar seluruh stakeholder bisa fokus lakukan perencanaan dan bekerja maksimal tidak dalam tekanan.

“Ya kalau tidak tercapai, direvisi saja sesuai yang realistis. Gitu aja kok repot,” ujar mantan Ketua Umum Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Ahmad Daryoko kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (7/9).

Sebelumnya, pemerintah telah perlihatkan sinyal bakal mundurnya realisasi proyek itu dari target. Proyek unggulan pemerintahan Jokowi-JK ini disebut banyak menemukan kendala, terutama dari pembebasan lahan. Sehingga disampaikan baru bisa produksi tahun 2020.

Plt Menteri ESDM,Luhut Binsar Panjaitan (LBP) berencana akan melakukan verifikasi kepastian besaran kapasitas yang mampu terselesai pada 2019. Namun dia memperkirakan pembangunan tersebut hanya mampu mencapai commercial on date atau pengoperasian secara komersial (COD) sekirar 20 GW pada 2019.

“Proyek 35 GW kita ingin hitung yang persis selesai tahun 2019 berapa GW sih, berapa yang ter construction? Tapi mungkin ada 10 GW yang under construction. Jadi mungkin yang selesai hanya sekitar 20 GW yang sudah COD,” kata Luhut. (Dadang S)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta