Sementara itu, jika diteliti, tak hanya dari sisi pedapatan negara yang masih jauh dari target yang menjadi ‘prestasi’ APBN 2016 itu, belanja negara pun demikian. Realisasi belanja negara hanya mencapai 89,5 persen dari target atau sebanyak Rp1.864,3 triliun.

“Namun begitu, realisasinya masih meningkat sebanyak Rp57,8 triliun atau 3,2% dibandingkan realisasi di tahun 2015,” ucap Darmin.

Dia merinci, belanja negara tersebut terdiri dari belanja pemerintah pusat sebanyak Rp1.154,0 triliun, serta transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp710,3 triliun. Berdasarkan realisasi pendapatan dan belanja negara itu, masih ada defisit anggaran yang cukup besar mencapai Rp308,3 triliun.

Sedang untuk APBN 2017 ini, Darmin menjelaskan, bahwa belanja negara tetap diupayakan pemerintah sesuai dengan target dan kebutuhan dari masing-masing pos anggaran. Kendati gara-gara penerimaan negara masih potensi shortfall, masih ada pemangkasan anggaran Rancangan APBN Perubahan (R-APBNP) 2017 di sejumlah pos Kementerian/Lembaga (K/L).

Tapi dia yakin, kebijakan tersebut tak membuat kinerja belanja negara memburuk. Karena penghematan tersebut hanya di belanja barang yang dialihkan untuk yang lain.

“Tapi malah ini bisa-bisa lebih baik karena dia bisa dialokasikan dari cuma perjalanan (dinas). Jadi, pengeluaran itu sifatnya tetap produktif,” tutup Darmin.

Laporan: Busthomi

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid