Para wajib pajak melaporkan SPT bulanan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Menteng Dua, Jakarta, Rabu (2/12). Hingga akhir November realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp865 triliun atau sekitar 66 persen dari target yang ditetapkan sebesar Rp1.294 triliun pada APBN Perubahan 2015 sehingga pemerintah berencana akan menambah utang negara guna menutup kekurangan tersebut. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/foc/15.

Jakarta, Aktual.com — Realisasi penerimaan pajak pemerintah untuk tahun 2015 kembali meleset dari jumlah yang ditargetkan. Realisasi penerimaan perpajakan hanya mencapai Rp1.235,8 triliun atau hanya 83 persen dari target dalam APBNP tahun 2015.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suahasil Nazara mengungkapkan, untuk target APBNP tahun 2015 penerimaan pajak ditargetkan sebesar Rp1.489,3 triliun.

“Realisasi penerimaan pajak mencapai Rp1.235,8 triliun atau 83 persen dari target APBNP 2015,” ujar Suahasil di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (4/1).

Menurutnya, realisasi penerimaan pajak yang menunjukkan angka di atas Rp1.000 triliun merupakan sejarah pertama bagi penerimaan pajak di Indonesia.

“Tahun sebelumnya tidak pernah tercapai penerimaan pajak sampai Rp1.000 triliun. Ini tentu prestasi,” ungkapnya.

Suahasil membeberkan,belum tercapainya target penerimaan pajak tahun 2015 dikarenakan melambatnya pertumbuhan ekonomi di tahun 2015 yang telah berdampak pada penerimaan perpajakan, terutama pada sektor industri pengolahan dan sektor pertambangan.
Namun demikian, ditengah melambatnya perekonomian, secara nominal pendapatan dari PPh Non Migas mencatatkan peningkatan sehingga mencapai Rp547,5 triliun.

“Jadi PPh Non Migas ada pertumbuhan sekita 19 persen jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2014,” bebernya.

Selain itu, realisasi penerimaan perpajakan juga dipengaruhi oleh melemahnya impor dan harga-harga komoditas, terutama yang menjadi eskpor utama Indonesia yaitu CPO dan komoditas pertambangan.

Sementara itu, disisi lain, realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga mengalami hal yang serupa. Dari target dalam APBNP tahun 2015 sebesar Rp269,1 triliun, hanya terealisasi sebesar Rp252,4 triliun atau 93,8 persen dari target APBNP tahun 2015.

“Ini disebabkan oleh turunnya SDA migas dan pertambangan minerba, karena turunnya harga komoditas batubara di pasar Internasional,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka