Jakarta, Aktual.com — Opsesi China membangun “jalur sutra baru” terus direalisasikan. Seperti dilaporkan media yang dikelola oleh pemerintah China, Jumat (6/5). China dan Kazakhstan sepakat menandatangani kesepakatan terkait dengan jalur sutra senilai 2 miliar dolar AS.
Kesepakatan itu dicapai setelah Partai Komunis wilayah barat Xinjiang berkunjung ke negara Asia Tengah tersebut. Kunjungan tersebut sebagai upaya China mempromosikan inisiatif Jalur Sutra baru.
Gejolak di Xinjiang, yang letaknya strategis di perbatasan Asia Tengah, Pakistan, India, dan Afghanistan, merupakan bagian penting dari apa yang disebut para pejabat Beijing sebagai strategi “satu daerah, satu jalan” untuk pembangunan perdagangan dan jaringan transportasi yang melintasi Asia dan sekitarnya.
Dalam kunjungannya ke Astana, Ibu Kota Kazakhstan dan pusat komersial Almaty pada 1-4 Mei laluu, Ketua Partai Komunis Xinjiang yang juga pejabat tinggi, Zhang Chunxian, mengatakan bahwa Xinjiang dan Kazakhstan akan mendapatkan keuntungan bersama dari Jalur Sutra baru, demikian media resmi Xinjiang Daily melaporkan.
China berkeinginan mendapatkan lebih banyak perusahaan Xinjiang untuk berinvestasi di Kazakhstan dan merasa senang atas sambutan hangat di Kazakhstan, demikian pernyataan Zhang dikutip media tersebut.
Dia juga mengunjungi perusahaan yang mengontrol aliran gas Asia Tengah ke Xinjiang melalui Kazakhstan, demikian koran itu melaporkan.
China ingin melihat kemakmuran dan stabilitas di Asia Tengah dengan berupaya mengatasi kerusuhan di Xinjiang — kampung halaman komunitas muslim Uighur yang berbicara dengan menggunakan bahasa Turki — yang mengakibatkan kemarahan atas berbagai pengekangan pemerintah China atas agama dan budaya mereka.
Ratusan orang tewas dalam kerusuhan beberapa tahun terakhir. China menyalahkan kelompok garis keras yang memiliki jaringan di Asia Tengah dan sekitarnya.
Beberapa kelompok hak asasi manusia dan pelarian menganggap bahwa kebijakan represif China lebih dipersalahkan atas kerusuhan daripada ancaman militan kohesif. China membantah menyalahgunakan hak siapa pun di Xinjiang.
Koran tersebut melaporkan bahwa Zhang mengunjungi masjid di Astana untuk mendapatkan “pemahaman yang mendalam tentang bagaimana Kazakhstan mengelola urusan agama”.
Ini untuk kedua kalinya dalam satu bulan Zhang telah mengunjungi salah satu tetangga Xinjiang untuk meningkatkan hubungan komersial.
Pada bulan April lalu, perusahaan Xinjiang menandatangi kesepakatan senilai 2 miliar dolar AS dengan Pakistan dalam kunjungan Zhang sebagai upaya untuk memperkuat hubungan dengan mitra keamanan pentingnya itu.
China sudah lama mendesak Pakistan mengusir kelompok militan dari Xinjiang yang bersembunyi di tanah suku Pashtun di perbatasan Pakistan-Afghanistan sebagai permukiman komunitas berbagai kelompok, termasuk Taliban dan Al Qaeda.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara