Jakarta, Aktual.com — Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara menggelar pameran foto bertema ‘Haluan Merah Putih’ di Antara Heritage Center, Jakarta. Pemeran ini menghadirkan 117 foto, empat infografis, enam karya audiovisual, dan tujuh karya multiplatform yang memadukan teks, foto, dan video dalam satu narasi terpadu.
LKBN Antara menggelar pameran ini dalam rangka refleksi satu tahun Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Selain pameran, LKBN Antara juga meluncurkan buku ‘Haluan Merah Putih’, yang mendokumentasikan perjalanan bangsa dalam tahun pertama pemerintahan Prabowo–Gibran. Buku tersebut berisi potret dinamika sosial, politik, dan pembangunan nasional dari sudut pandang pewarta foto dan jurnalis Antara.
Direktur Utama LKBN Antara, Akhmad Munir, menyampaikan, buku ini bukan sekadar kumpulan dokumentasi, tetapi cermin dari semangat jurnalisme yang berpihak pada kebenaran dan kemanusiaan. “Kami berupaya menghadirkan karya yang tidak hanya mencatat peristiwa, tapi juga memberi makna di balik setiap kebijakan dan perubahan,” tuturnya, Jumat (31/10/2025).
Ia menambahkan, karya ini menjadi bentuk dedikasi pewarta Antara untuk bangsa. “Kami terus berkomitmen menjaga integritas dan kedalaman dalam setiap pemberitaan. Buku dan pameran ini adalah persembahan kami bagi publik,” ujarnya.
Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya yang turut menyaksikan karya-karya tersebut menilai kekuatan utama pameran ini terletak pada kemampuannya merangkai peristiwa menjadi kisah yang utuh dan mudah dicerna publik.
“Karya visual seperti ini punya peran penting untuk merekam sejarah dengan cara yang menarik. Saya mengajak masyarakat datang dan menikmati pameran ini, karena banyak pesan dan pelajaran yang bisa ditemukan,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi LKBN Antara yang terus menjaga kualitas karya jurnalistik melalui eksplorasi visual. Riefky menilai, pameran ini menjadi ruang belajar bagi fotografer dan jurnalis muda untuk memahami esensi storytelling dalam setiap gambar.
“Satu foto yang baik bisa berbicara lebih banyak daripada ribuan kata. Storytelling-nya harus terasa, jelas, dan membawa makna,” tambahnya.
Laporan: Rachma Putri
Artikel ini ditulis oleh:
Eroby Jawi Fahmi

















