Jakarta, Aktual.com – Ribuan buruh dan petani yang tergabung dalam Serikat Petani Pasundan (SPP) tidak hanya mempertanyakan reforma agraria dari maraknya konflik agraria yang terjadi.

Dalam aksi unjuk rasa Selasa (29/9) siang hari ini di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka juga memandang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LKH) belum menunjukan keseriusannya menyelesaikan konflik agraria yang terjadi di wilayah-wilayah yang masih di klaim secara sepihak sebagai kawasan hutan.

“Temasuk kawasan hutan di Jawa akibat monopoli perhutani,” kata kordinator umum aksi Agus Setiana, di Jakarta Pusat, Selasa (29/9)

Menurutnya ketidak seriusan ini terlihat dari sumber tanah reforma agraria yang mengalami ketimpangan struktur agraria yang kronis. Dimana hal itu menyebabkan konflik berkepanjangan bagi masyarakat petani, padahal faktanya tanah-tanah tersebut telah dimiliki dan digarap dan ditempati oleh masyarakat.

“Kami memandang saat ini, setahun pemerintahan berjalan belum juga ada koordinasi,sinergi dan integrasi kebijakan agraria secara konkrit dengan kebijakan dan program pembangunan,” ungkapnya

Dalam rangka memperingati hari tani Nasional ini Serikat Petani Pasundan (SPP) pun meminta keseriusan kementerian atau lembaga di sektor pertanian maupun pembangunan dalam kerangka reforma agraria untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

“Mustahil kedaulatan panagan terwujud jika ketimpangan struktura agraria di pedesaan masih terus berlangsung,” tutupnya

Artikel ini ditulis oleh: