Jakarta, Aktual.com – Ego sektoral lemba dan kementerian dinilai masih menjadi kendala dalam pelaksanaan reformasi birokrasi.

Pendapat itu dikemukakan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Eva Kusuma Sundari dalam diskusi “Komitmen Politik Reformasi Birokrasi Indonesia: Menimbang Ide dan Gagasan Pasangan Capres dan Cawapres” di Jakarta, Kamis (8/11).

Menurutnya, ego sektoral ini menyebabkan tidak terjalinnya integrasi sektoral antarlembaga.

“Banyak ide bagus, tetapi masih ada ego yang tidak mau diintegrasi. Jadi masing-masing bikin inovasi, tetapi kemudian tidak terintegrasi,” ujar Eva.

Ia mencontohkan salah satu masalah pengintegrasian soal pajak yang membutuhkan integrasi data dari lima direktorat jenderal.

Selain masih adanya ego sektoral, korupsi pun menjadi awan gelap reformasi birokrasi dengan para pejabat beramai-ramai tertangkap KPK.

Menurut Eva perlu dicari terobosan yang memiliki daya paksa tata kelola keuangan yang transparan dan akuntabel seperti e-budgeting untuk membuka ruang gelap untuk melakukan korupsi.

“E-budget kunci memaksa bekerja efisien dan efektif dan value lebih tinggi, ekonomis gitu,” ucap politisi PDI Perjuangan itu.

Eva mengatakan Presiden Joko Widodo adalah pemimpin yang berorientasi hasil dan menuntut perbaikan dari referensi yang dialaminya sendiri.

Namun, orientasi hasil belum secara kultur tertanam di birokrasi Indonesia yang terbiasa menggunakan pendekatan input.

“Dalam melayani Pak Jokowi output banget harus ada perbaikan. Kalau Pak SBY bukan pelaku lapangan tidak merasakan pelayanan jelek menghalangi usaha dia. Birokrasi kecapaian mengikuti standar (Jokowi) ini,” ucap Eva.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan