Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Noto Negoro meminta pemerintah merubah paradigma berpikir dan tidak lagi memandang sektor migas hanya diukur dari aspek kontribusi pada pendapatan negara, menurutnya pemeritah harus juga melihat seberapa besar efek yang telah diberikan sektor migas dalam mengerjakan perekonomian nasional.
Memang dia mengakui belakangan ini kontribusi langsung sektor migas terhadap APBN tidak lagi seperti dahulu kala, namun hal ini tidak bisa dijadikan pembenaran bahwa pemerintah abai dalam melakukan reformasi migas nasional, apalagi sampai berpikir lebih memprioritaskan impor.
“Melihat pendapatannya kecil lalu pemerintah berpikir ‘y sudah lebih baik impor dan bisa mendapat dengan harga murah daripada melakukan produksi yang tidak ekonomis’ ini keliru, kalaupun kita mampu beli, apakah dipastikan akan ada terus barangnya? Kalau orang nggak mau jual gimana? Ini mengancam kepentingan nasional. Bayangkan sektor ini bisa menjadi kedaulatan eksistensi negara,” kata Komaidi kepada Media secara tertulis, Jakarta, Minggu (30/4)
Menurut Komaidi jika ditinjau dari komtibusi tak langsung, sektor migas beserta semua sektor pendukungnya dapat memberikan kontribusi hingga sebesar 62,67 persen, terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini disebabkan karena industri migas tidak berdiri sendiri, banyak industri penunjang yang ikut bergerak, seperti pengadaan barang atau jasa, konstruksi dan bidang lainnya.
“Satu dollar investasi di sektor hulu migas, dapat memberikan manfaat ekonomi sebesar 5,2 kali dari investasi awal. Oleh karena itu, pemerintah harus bisa melihat industri ini bukan hanya sekedar penyumbang PDB bagi negara, tetapi juga sebagai katalis penggerak ekonomi berbagai sektor lain,” tukas Komaidi.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs