Gedung Kementerian ESDM
Gedung Kementerian ESDM

Jakarta, Aktual.com – Menjelang akhir tahun, Reforminer Institute menilai kinerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2016 ini, bergerak secara mendatar dan hanya terfokus pada satu sektoral.

Jika melihat dari sektor migas yang memang menjadi perhatian kinerja pemerintah, pencapaian lifting pada November telah mencapai 822 ribu BOPD untuk minyak dan 6.643 juta kaki kubik (MMSCFD).

Padahal targetnya dalam APBN-P 2016 hanya sebesar 820 ribu barel per hari (BOPD) untuk minyak, sedangkan untuk gas sebesar 6.438 juta kaki kubik (MMSCFD). Artinya relatif baik dengan dibantu peningkatan blok Cepu hingga 185.000 BOPD.

“Secara keseluruhan kinerja ESDM tahun 2016 masih seperti tahun-tahun sebelumnya. Fokus utama masih di sektor migas. Kinerja migas relatif baik dalam hal produksi karena tertolong produksi Blok Cepu,”kata Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro pada Aktual.com, Senin (26/12).

Kendati begitu, dari sisi reserve replacement ratio (RRR), dikategorikan pada posisi rendah. Pada tahun 2016 RRR hanya sebesar 47,99 persen untuk minyak dan untuk gas 27 persen.

Adapun faktor penghambat RRR yakni berkurangnya jumlah kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) karena harga minyak dunia yang rendah membuat bisnis menjadi tidak ekonomis.

Kemudian lanjutnya Komaidi, untuk sektor listrik masih menghadapi banyak kendala, sehingga program 35.000 MW dipastikan tidak mencapai target pada tahun 2019.

Selain itu, untuk mineral dan batubara masih stagnan pada masalah renegosiasi dan ekspor mineral mentah serta pembangunan semelter yang masih stagnan.

Sedangkan untuk energi baru dan terbarukan (EBT) relatif tidak ada perkembangan berarti. Disinyalir faktor penyebabnya tak mampu bersaing dengan energi fosil dan kurangnya inisiatif pemerintah untuk mendorong EBT.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka