Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam dalam sebuah Dialog Aktual yang bertajuk ‘Siapa Layak Jadi Pengganti Megawati’, Jakarta, Jumat (10/9) sore.
Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam dalam sebuah Dialog Aktual yang bertajuk ‘Siapa Layak Jadi Pengganti Megawati’, Jakarta, Jumat (10/9) sore.

Jakarta, Aktual.com – Analis Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam mengatakan bahwa regenerasi kepemimpinan di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sangat urgent.

Menurutnya, kepemimpinan Megawati Soekarno Putri sebagai Ketua Umum PDIP sudah begitu lama, bahkan sejak terbentuknya partai berlambang kepala banteng tersebut. Sehingga, ia menilai, hal ini menjadi tidak sehat dalam regenerasi di tubuh partai.

“Saya kira sangat urgent, karena Bu Mega selalu menjadi ketum beberapa periode. Kita tahu keberadaan Bu Mega sangat power full. Karena sejak terbentuknya PDIP, Bu Mega selalu menjadi Ketum. Tentu ini menjadi tidak sehat,” katanya dalam Dialog Aktual yang bertajuk ‘Siapa Layak Jadi Pengganti Megawati’, Jakarta, Jumat (10/9) sore.

Arif menambahkan, fungsi dari partai politik itu seharusnya mencetak pemimpin baru. Jika hal ini tidak dilakukan, maka dikhawatirkan akan menghambat proses kaderisasi di partai politik tersebut.

Ia menyebut saat ini memang terjadi kemunduran demokrasi. Sebab kencenderungan partai politik sangat sentralistik.

“Jika dari sisi demokrasi menjadi urgent jika tidak terjadi sirkulasi kepemimpinan, sehingga akan menghambat proses kaderisasi parpol,” ujar dia.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Pusat Pertamina. Meskipun kabar tersebut dibantah oleh Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto.

“Ketua Umum Partai, Ibu Megawati Soekarnoputri dalam keadaan sehat, energik, dan selalu bersemangat. Jadi yang berulang kali melempar hoaks Ibu Mega sakit, itu sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan yang ada,” tutur Hasto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (9/9) kemarin.

Artikel ini ditulis oleh:

A. Hilmi