Jakarta, Aktual.co —   Real Estate Indonesia (REI) Jateng berharap peran dari Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan (BLU-PPP) untuk memberikan fasilitas pembiayaan pembebasan tanah.

“Sementara ini dari BLU-PPP memang membantu pembiayaan pembebasan tanah untuk rumah murah dengan sistem tanah harus dibeli dulu oleh developer baru kemudian BLU-PPP memberikan kredit pengganti untuk membantu cashflow sebesar 50 persen dari harga tanah,” jelas Wakil Ketua REI Jateng bidang Rumah Sederhana Andi Kurniawan di Semarang, Rabu (29/10).

Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan yaitu pengembang yang punya konsumen besar tetapi cashflownya tidak mampu untuk membeli tanah secara langsung harus membebaskan tanahnya bertahap.

“Permasalahannya, pada saat bertahap inilah harga tanah tidak bisa diprediksi yaitu tanah yang kemudian dibeli setelah pembelian tanah pertama mengalami kenaikan harga,” jelasnya.

Andi memberikan contoh, ada pengembang yang harus membangun 150 unit tanah, secara perhitungan dengan jumlah unit tersebut paling tidak tersedia tanah seluas 3 hektar. Padahal di sisi lain pengembang tersebut baru bisa membeli 1 hektar tanah yang artinya jumlah rumah yang terbangun hanya 60 unit.

“Nah, kekurangan tanah baru bisa dibeli kemudian hari tetapi harganya sudah mengalami kenaikan. Inilah yang memberatkan pengembang,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap agar BLU-PPP membantu pengembang melalui upaya pembebasan tanah dilakukan di depan dengan rasio keamanan mencapai 80 persen.

“Kalau sekarang rasio keamanan 50 persen tetapi pembebasan lahan dilakukan di belakang. Menurut kami jika memang pengembang ini sudah memiliki pembeli yang jelas baik itu dari kalangan PNS maupun pekerja perusahaan maka BLU-PPP seharusnya tidak ragu untuk memfasilitas,” jelasnya.

Sementara itu, Andi mengungkapkan tersendatnya proyek pembangunan rumah murah di antaranya karena ketersediaan lahan yang terbatas dan harga tanah yang terus mengalami kenaikan.

“Pada dasarnya, yang banyak membuat rumah murah ini adalah pengembang kecil dengan cashflow yang seharusnya dibantu, meski demikian mereka memiliki etos kerja yang bagus. Bahkan untuk rasio kredit macet di perbankan juga tergolong kecil,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihaknya berharap melalui perubahan sistem pembebasan lahan tersebut akan membantu pengembang kecil yang sebelumnya terhambat oleh terbatasnya modal yang mereka miliki.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka