Jakarta, Aktual.co — Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah menilai pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berdampak pada penjualan rumah untuk seluruh tipe.
“Pelemahan rupiah yang terus terjadi pada saat kondisi ekonomi cenderung lesu seperti sekarang ini sangat berpengaruh terhadap lemahnya daya beli masyarakat terhadap rumah,” kata Ketua Bidang Promosi dan Publikasi DPD REI Jateng Dibya K Hidayat di Semarang, Senin (8/6).
Menurutnya, rupiah yang lemah akan berpengaruh terhadap harga properti karena harga bahan bangunan juga meningkat. Jika pelemahan rupiah tidak diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi maka masyarakat akan menunda pembelian rumah.
Meski demikian, pihaknya menyarankan kepada para pembeli untuk tidak memaksakan diri dalam membeli rumah, apalagi jika menggunakan sistem pembayaran kredit pemilikan rumah (KPR).
“Idealnya cicilan perbulan itu sepertiga dari upah satu bulan, jadi kalau cicilan lebih dari sepertiganya akan lebih baik jika pembeli memilih tipe rumah yang lebih kecil,” katanya.
Diakuinya, 90 persen dari pembeli rumah di Indonesia khususnya Jawa Tengah menggunakan sistem pembayaran KPR. Oleh karena itu, para konsumen harus lebih bijaksana dalam menentukan pilihan.
Sementara itu, pada empat pameran perumahan yang diselenggarakan oleh REI Jateng pada tahun ini, diakuinya, hasil pameran tidak menggembirakan.
“Tidak ada yang memenuhi target kami, kondisi tersebut merupakan dampak dari pelemahan ekonomi. Jika pelemahan ekonomi ini dibiarkan maka sektor perumahan akan semakin lesu,” katanya.
Sementara itu, agar penjualan rumah tidak semakin buruk pihaknya berharap agar wacana kebijakan Pemerintah mengenai penghapusan uang muka sebelum fisik rumah jadi 100 persen dikaji ulang.
“Dalam hal ini yang menjalankan kebijakan ini adalah REI, jadi kami harus dilibatkan dalam pembahasannya,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka