BEM SI Gruduk Kantor Luhut Tolak Reklamasi Dilanjutkan. (ilustrasi/aktual.com)
BEM SI Gruduk Kantor Luhut Tolak Reklamasi Dilanjutkan. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Proyek reklamasi dan NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) di Teluk Jakarta mengancam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia. Sebab dikhawatirkan bakal semakin memperbesar ketimpangan antara si kaya dan miskin.

Guru Besar Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya Profesor Daniel Mohammad Rosyid berpendapat ancaman perpecahan bangsa muncul jika kondisi itu dibiarkan. “Indeks Ginie nasional saat ini 0.40 berada di ambang batas berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar profesor yang pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini, dalam penjelasan tertulis yang diterima Aktual.com, Sabtu (24/9).

Ancaman membesarnya ketimpangan kaya-miskin itu, ujar Daniel, terutama disebabkan oleh timpangnya distribusi penguasan lahan reklamasi kelak. Mengingat harga lahan hasil pengurukan itu cenderung mahal, sehingga hanya bisa dijangkau oleh kalangan kaya. “Akan semakin memperburuk konsentrasi penguasaan lahan di tangan segelintir orang,” ujar pria yang aktif di Muhammadiyah Jawa Timur itu.

Padahal, buruknya kondisi di Jakarta saat ini juga disebabkan oleh obsesi pertumbuhan tinggi selama 40 tahun terakhir. Yang menyebabkan kesenjangan dan ketimpangan spasial yang makin lebar. Sedangkan bila dilihat secara nasional, sambung dia, adanya proyek reklamasi dan NCICD di Jakarta akan membuat ‘kue’ ekonomi nasional semakin memusat ke kawasan Jabodetabekpunjur saja.

Daniel pun mengecam keras anggapan bahwa pulau-pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta bakal bisa jadi pesaing Singapura. “Itu adalah pandangan yang menyesatkan,” kata peraih gelar Ph.D dari Dept. of Marine Technology, the University of Newcastle upon Tyne, Inggris itu.

Baca: Profesor Kelautan ITS: Reklamasi Jakarta Abaikan Prinsip Keterpaduan

Pakar Kelautan ITS: NCICD dan Reklamasi Jakarta Perlu Dikaji Ulang

Artikel ini ditulis oleh: