Jakarta, Aktual.co — Pengamat politik dan pemerintahan Universitas Padjadjaran (Unpad), Muradi berharap tim independen yang telah dibentuk oleh Presiden Joko Widodo untuk menengahi kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi dan Polri tak memiliki kepentingan.
“Tim ini harusnya lebih netral ya, nah itu tidak kelihatan ketika membaca rekomendasinya, yang saya tangkap itu sebagian dari awal itu tim gak netral,” kata Muladi ketika dihubungi Aktual.co, Kamis (29/1).
Seharusnya, tim yang didalangi oleh mantan Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah Buya Syafii Maarif itu tak condong ke satu lembaga saja. Padalah, sambung dia, tim yang beranggotakan sembilan tokoh itu seharusnya bekerja menyelesaikan masalah.
“Kita lihat dari sembilan itu saja katakanlah Syafii Maarif sekali pun itu lebih banyak corong dari pada KPK. Harusnya tim independen bisa memberikan sinyalemen agar masalah ini win-win solusion, jangan biarkan satu diuntungkan kemudian yang satu dibinasakan,” kata dia.
Apalagi, kata dia, soal rekomendasi yang disampaikan oleh tim independen. “Yang menarik kemudian, sementara yang lain telah merekomendasikan Budi Gunawan agar tak melantik dan mendorong penguatan KPK,” kata dia.
Kerja tim independen yang ditugaskan untuk memberi masukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) guna menyelesaikan konflik antara KPK dengan Polri, terkendala pada payung hukum pembentukan tim itu sendiri.
Tim yang diisi oleh sembilan tokoh dari berbagai unsur itu belum bisa memberikan solusi jangka pendek terhadap konflik antara KPK dengan Polri tersebut. Tim Independen bisa memberikan kontribusinya jika Presiden Jokowi menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) tentang pembentukan tim itu.
“Keppresnya belum ada. Keppresnya menunggu Pak Presiden. Kalau Keppres sudah turun, sudah tahu. Tim itu kelihatan warnanya,” ujar Anggota Tim Independen Komjen (Purn) Oegroseno.
Oleh karena itu, dia maupun tokoh yang berada dalam Tim Independen itu tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh. “Kalau ada Keppres-nya dulu kan, jangan sampai nanti dikritik belum ada Keppres-nya, sudah ngomong banyak,” kata dia.
Sekadar diketahui, selain mantan Wakapolri Komjen Pol Oegroseno, Tim Independen diisi oleh mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie, Guru Besar Hukum Internasional Hikmahanto Juwana.
Kemudian mantan Kapolri Jenderal (Purn) Sutanto, mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas dan Tumpak Hatorangan Panggabean, Sosiolog Imam Prasodjo dan Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar.
Laporan: Wisnu Jusep

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby