Yudi sendiri beranggapan bahwa Presiden sangat keberatan dengan adanya upaya dialog dan rekonsiliasi antara pemerintah dengan ulama. Hal ini, lanjutnya, sangat tampak ketika sampai saat ini belum ada satu pun syarat rekonsiliasi yang ditindak lanjuti oleh pemerintah.
Hingga saat ini sendiri, beberapa ulama dan aktivis masih mendekam sebagai pesakitan akibat tuduhan makar. Beberapa orang yang mendekam di penjara adalah Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath dan aktivis mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Zainuddin Arsyad.
Sementara itu, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab, menjadi buronan setelah berstatus tersangka tanpa diminta keterangan sebagai saksi dalam kasus chat bernada mesum.
“Nyatanya dia merasa terdesak dengan rekonsiliasi. Kalau dia serius rekonsiliasi, bersihkan semua tuduhan-tuduhan yang enggak jelas kepada ulama dan aktivis,” bebernya.
Mengenai penyerangan terhadap Hermansyah, Yudi menduga bahwa pelaku pengeroyokan tersebut adalah orang-orang suruhan penguasa yang tidak dapat menerima kesaksian Hermansyah dalam kasus chat bernada mesum. Hermansyah sempat menyatakan dalam sebuah acara salah satu stasiun tv, bahwa barang bukti yang digunakan dalam perkara chat bernada mesum adalah sebuah rekayasa alias dipalsukan.
“Jadi yang bisa rezim lakukan adalah selalu menabrak koridor hukum dan gunakan cara-cara barbar yang tidak beradab. Itu kan bukan cara politik modern, tapi cara preman rebutan lapak,” pungkasnya.
Laporan: Teuku Wildan A
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby