Jakarta, Aktual.co — Rencana merekrut warga negara asing untuk duduk di jajaran direksi atau Direktur Utama (Dirut) di perusahaan BUMN, sama saja menempatkan WNI sebagai masyarakat kelas dua.
“Wacana yang dilontarkan oleh menteri BUMN ini seolah telah menjustifikasi bahwa WNA lebih berkualitas dan sebaliknya seolah WNI merupakan angkatan kerja yang tak kompeten. Janganlah kita kasih karpet merah untuk orang asing, sedangkan bangsa sendiri masih banyak yang kesulitan mencari pekerjaan,” kata politisi PKS, Aboe Bakar Al Habsy di Jakarta, Kamis.
Kalau pemerintah lebih mengutamakan tenaga kerja asing, tentunya kita akan bertanya sebenarnya mereka bekerja untuk siapa.
“Saya kira sudah cukuplah mengimpor sapi, kapal hingga singkong, jangalah sekarang tenaga kerja kita import juga. Lantas dimana yang katanya mau mengimplementasikan trisakti dan nawa cita,” ujar Aboe Bakar.
Bila itu dilakukan, bagaimana kitaberdikari dalam bidang ekonomi sedangkan semuanya kita import bahkan tak percaya dengan SDM bangsa sendiri.
“Saya yakin masih banyak putera terbaik bangsa yang mampu mengelola BUMN. Yang tak perlu kita ragukan dari para putera pertiwi ini adalah rasa nasionalisme, mereka pasti lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara sendiri dibanding pihak lain. Hal ini tentunya tak kita dapatkan apabila kursi pimpinan BUMN diduduki oleh orang asing,” katanya.
Laporan: Adi Adrian.
Artikel ini ditulis oleh:

















