Jakarta, Aktual.com — Kebijakan Indonesia ingin bergabung dengan Trade Pasific Partnership (TPP), dinilai belum dikaji secara komperhensif. Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah mengingatkan kepada para pembisik Presiden agar berhati-hati.
“Ini harus menjadi pembelajaran, pembisik-pembisik Presiden harus hati-hati,” kata Firmanzah, di Jakarta, Jum’at (6/11).
Menurutnya, TPP harus dikaji secara komperhensif, ia mengatakan, di tubuh beberapa kementrian terjadi perbedaan pendapat mengenai TPP.
“Menko, Menlu dan Kementrian lainnya berbeda-beda pendapat, artinya dalam tubuh kabinet sendiri, belum solid dan belum ada pembahasan,”ungkapnya.
Pemerintah harus solid sebelum mengambil keputusan lanjutnya, karena ia menilai keputusan TPP ini menguasai hajat hidup orang banyak.
Persoalan TPP tidak sederhana terangnya, banyak ketentuan dan peraturan perundang-undangan harus disesuaikan.
Dari itu, ia meminta kepada para membisik Presiden, agar setiap wacana, harus dibahas di internal secara komperhensif terlebih dahulu sebelum disampaikan ke Presiden.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Nebby