Banyuwangi, Aktual.com – Prof. Ova Emilia, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), turut berkontribusi dalam upaya pelestarian penyu di Tanah Air dengan melakukan pelepasliaran tukik di Pantai Trianggulasi, Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.

“Saya kira kita perlu melindungi untuk keberlangsungannya. Ini sesuai dengan misi dari kita untuk menjaga kelestarian penyu,” ungkap Ova Emilia setelah pelepasliaran tukik.

Dalam kegiatan yang digelar UGM bersama Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) itu, sebanyak 60 tukik atau anak penyu dilepasliarkan, terdiri atas 40 ekor jenis penyu abu-abu (lepidochelys olivacea) dan 20 ekor jenis penyu hijau (chelonia mydas).

Ova menegaskan bahwa pelepasan tukik ke habitatnya sejalan dengan program tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), yang bertujuan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati.

“Sesuai SDGs ke depan dimana ‘sustainability’ adalah hal yang paling penting,” kata dia.

Noviyani Utami, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo Balai Taman Nasional Alas Purwo, berharap para akademisi dari perguruan tinggi dapat ikut mendukung kelestarian penyu di TNAP, termasuk melalui penelitian dan pendidikan.

Dia juga mengungkapkan bahwa ada empat jenis penyu yang sering mendarat di kawasan TNAP, yaitu penyu hijau, penyu sisik, penyu blimbing, dan penyu abu-abu.

Diantara keempat jenis tersebut, penyu blimbing, sisik, dan hijau tergolong spesies yang paling langka karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

“Sedangkan penyu abu-abu nilai ekonominya agak kurang jadi tidak terlalu banyak diburu dan di TNAP mencapai 1.509 ekor sampai saat ini,” jelasnya.

Untuk mencegah perburuan penyu, tim dari Balai TNAP melakukan patroli setiap malam di sepanjang 18 kilometer garis pantai dan juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Upaya tersebut diharapkan dapat menjaga populasi penyu dan keseimbangan ekosistem di kawasan tersebut.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Firgi Erliansyah