Bandarlampung, aktual.com – Rektor Universitas Lampung Prof Dr Ir Hasriadi Mat Akin, MP mengatakan bahwa mahasiswanya yang melakukan unjuk rasa pada Selasa (24/9) murni untuk menyampaikan aspirasi dan tidak ada pihak kampus memobilasi mereka.

“Tidak benar bahwa pihak kampus menyuruh mahasiswanya ikut unjuk rasa, dan mengosongkan perkuliahan, pada waktu itu Unila masih menggelar jam perkuliahan,” kata Rektor Unila saat di jumpai di ruangannya, di Bandarlampung, Jumat (27/9).

Berdasarkan data dari Polda Lampung, lanjutnya, mahasiswa Unila yang ikut aksi pada Selasa (24/9) tersebut berjumlah 700 orang sedangkan secara keseluruhan jumlah mahasiswa ada 36.000 sehingga tidak mungkin pihak kampus menghentikan perkuliahan waktu itu.

Ia pun mengatakan bahwa tidak mungkin pula melarang mahasiswanya untuk menyalurkan aspirasinya ke anggota dewan karena memang menurut mereka ada yang tidak pas.

“Tidak ada koordinasi ke kami karena itu merupakan hal yang murni dari mahasiswa dan sebagai bapak karena sudah terjadi saya harap penyaluran aspirasi mereka berjalan dengan lancar tanpa anarkis dan itu terbukti di Lampung tidak ada aksi di luar tuntutan mereka,” katanya.

Hasriadi pun bersyukur bahwa aksi mahasiswa pada 24 September tersebut langsung direspons oleh Presiden Joko Widodo  dengan menunda pengesahan beberapa RKUU.

“Yang perlu dilihat mahasiswa ini yang didemo bukanlah menurunkan Presiden tapi mendemo DPR RI yang menurut mereka ada ketergesa-gesaan dalam pengesahan Revisi UU KPK dan RKUHP,” kata dia.

Menurutnya, selagi unjuk rasa mahasiswa itu masih dalam koridor dengan apa yang dituntutnya dan tidak ada perusakan fasilitas umum itu tidak masalah karena hal tersebut adalah bagian dari konstitusi.

Terkait adanya kebijakan Menristekdikti yang akan memberikan sanksi kepada pihak kampus yang mengorganisir mahasiswanya untuk melakukan unjuk rasa, Hasriadi mengungkapkan bahwa baru mengetahui setelah membaca berita dan surat secara resmi belum diterimanya.

“Secara resmi kami belum menerima surat dari Menristekdikti. Bila nanti ada, kami akan mengutamakan jalur dialog karena memang Unila tidak pernah memobilisasi mahasiswa,” kata dia.

Ia pun mengatakan bahwa tidak akan memberi sanksi kepada mahasiswanya yang mengikuti unjuk rasa karena memang aksi tersebut berjalan dengan lancar dan juga merupakan bagian dari konstitusi itu sendiri.

“Langkah lain mungkin akan kami ambil bila memang terjadi aksi anarkis, pengerusakan dan lainnya pada unjuk rasa kemarin,” kata dia.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin