Jakarta, Aktual.co — Pernyataan Menteri ESDM Sudirman Said yang menyebut subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah menyebabkan kemalasan rakyat menuai kritikan dari berbagai kalangan. Seorang Menteri tidak layak mengutarakan pernyataan tersebut. Apalagi, dilakukan hanya untuk mencari atau membentuk opini di masyarakat.

“Pernyataan Sudirman Said yang menyebut subsidi BBM telah membuat rakyat menjadi pemalas merupakan pernyataan yang sangat ‘bodoh’. Apalagi seorang menteri yang bicara seperti ini,” kata Ferdinand usai diskusi publik bertajuk ‘Masa Depan Kedaulatan Energi di Bawah Pemerintahan Baru’ di Jakarta, Rabu (5/11).

Justru dengan murahnya harga BBM di suatu negara menunjukan negara itu produktif. Menurutnya sosok Sudirman Said yang lebih pantas disebut pemalas. Pasalnya, Sudirman tidak mampu mencari solusi lain selain menaikan harga BBM demi menambah ruang fiskal Pemerintahan Jokowi-JK.

“Sudirman Said itu yang pemalas. Dia hanya punya ilmu dua. Ketika supply minyak macet, ilmunya cuma satu yaitu impor. Dia tidak berpikir bagaimana cara mengambil dari perut bumi kita. Dan ketika subsidi bengkak, ilmunya cuma satu, naikkan harga. Ini kan pekerjaan pemalas. Ngapain dia jadi menteri kalau pekerjaannya hanya itu?,” ujar Ferdinand yang juga merupakan relawan Jokowi.

Lebih lanjut ia menyarankan agar Pemerintahan baru ini mencari solusi lain selain menaikan harga BBM.

“Bagaimana kalau kita kerja dulu, dan berpikir melakukan efisiensi. Tunjangan Menteri bisalah dikurangi, dan lain lain. Tingkatkan dulu daya beli rakyat lalu secara perlahan dikurangi. Pelan pelan sambil meningkatkan daya beli masyarakat. Itu kan lebih baik,” tukasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka