Jakarta, Aktual.com — PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) mengungkapkan telah mengantongi mandat pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) dan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mandat tersebut ditargetkan terealisasi pada 2026.

Direktur Reliance Sekuritas Indonesia, Andrew Novi Gunawan, menyampaikan bahwa perseroan saat ini tengah memproses calon emiten untuk IPO saham. Namun, rincian terkait ukuran dan sektor masih dirahasiakan karena terikat perjanjian non-disclosure agreement (NDA).

“Satu efek bersifat ekuitas ditargetkan IPO pada 2026. Detailnya belum bisa kami sampaikan,” ujar Andrew dalam paparan publik daring, Senin (15/12/2025).

Selain IPO saham, RELI juga akan mengawal penawaran umum perdana obligasi pada tahun depan. Antrean pencatatan tersebut sejalan dengan data internal BEI per 5 Desember 2025 yang mencatat 13 perusahaan masuk dalam pipeline IPO.

Dalam public expose, manajemen menegaskan fokus penguatan bisnis inti sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi. Sejak 2021, Reliance Sekuritas aktif terlibat dalam berbagai aksi korporasi, antara lain peningkatan modal Bank Banten sekitar Rp600 miliar, penjaminan emisi PT GTS Internasional Rp790 miliar, serta PT Segar Kumala Indonesia Rp670 miliar.

Pada 2025, perseroan juga mengawal penerbitan efek PT Asuransi Digital senilai Rp41,2 miliar. Andrew menilai kebutuhan jasa advisory dan penerbitan efek masih terbuka luas seiring pemulihan pasar.

Dari sisi kinerja, Direktur Reliance Sekuritas Reza Priyambada menyampaikan bahwa tekanan global pada 2024 berdampak pada penurunan pendapatan dan laba. Namun, hingga kuartal III-2025, kinerja mulai membaik, tercermin dari peningkatan EBITDA margin dan transaksi harian nasabah.

Ke depan, RELI menargetkan pertumbuhan pendapatan usaha sekitar 37 persen dalam dua tahun mendatang, dengan proyeksi pertumbuhan laba hingga 88 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka Permadhi