Kiri-kanan ; Anggota Bawaslu RI Nelson Simanjuntak, Anggota Komisi II DPR RI Arteria Dahlan, Ketua Bawaslu RI Muhammad, Deputi Koordinator JPPR Masykurudin Hafidz, menjadi pembicara diskusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI di Jakarta, Jumat (28/10/2016). Diskusi Bawaslu RI mengambil tema "Pilkada 2017, Kewenangan Baru Pengawas Pemilu dan Kesiapannya".

Jakarta, Aktual.com – Muhammad, mantan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, menyambut baik usulan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie mengenai rencana pendirian sekolah Pemilu.

Menurutnya, dengan pendirian sekolah Pemilu, para eks pejabat penyelenggara Pemilu dapat melakukan transfer pengetahuan kepada orang-orang yang ingin menjadi penyelenggara dalam suatu pesta demokrasi.

“Sangat baik, positif sekali, jadi teman-teman yang purna bhakti ini tidak langsung pensiun dari kepemiluan, tapi ada ruang, wadah, media dan sarana untuk terus melakukan transfer knowledge tentang kepemiluan,” ungkapnya kepada wartawan di Kantor DKPP, Jakarta Pusat, Jum’at (21/4).

Disampaikan, tantangan penyelenggaraan pesta demokrasi akan semakin sulit untuk ke depannya, khususnya dengan adanya Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan serentak pada 2019.

Oleh karenanya, sekolah ini dapat menjadi sarana untuk mempersiapkan para petugas yang handal guna menyelenggarakan pesta demokrasi yang lebih baik dari sebelumnya.

“Teman-teman sudah purna bakti itu hendaknya bisa dimanfaatkan pemikirannya, pengalamannya, keterampilannya untuk memperkuat teman-teman yang sekarang ini bertugas secara formal dalam rangka mempersiapkan Pemilu 2019 supaya lebih baik lagi,” pungkasnya.

(Teuku Wildan)

Artikel ini ditulis oleh: