Surabaya, Aktual.com — Penelitian untuk rencana pengeboran baru PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, yang dikerjakan sejak Februari lalu tinggal dua pekan lagi. Dari hasil sementara, pengeboran dinilai masih terlalu beresiko.
“Kalau tingkat resikonya terlalu tinggi dan tidak bisa diturunkan, maka tidak menutup kemungkinan rencana pengeboran PT Lapindo itu tidak bisa dilakukan. Tapi tunggu saja, keputusannya kan juni mendatang,” kata Kepala Bapeda Jatim, Fattah Jasin, Selasa (17/5).
Fatta membeberkan, dalam evaluasi penelitian yang tengah berlangsung, terdapat 3 aspek yang diperhatikan. Pertama, aspek kajian teknis.
“Kajian Teknis inilah yang paling susah. Karena khawatir terjadi seperti kasus lumpur Sidoarjo yang pertama, ini yang jadi kendala,” kata Fatta.
Sejauh ini hasil dari kajian teknis yang meliputi tekstur tanah di lapangan ternyata konstur tanah begitu dinamis, sebab tanah mengalami penurunan. Dari tahun 2010 hingga 2016, sudah terjadi penurunan 30 cm, sehingga harus dilakukan perhitungan ulang.
Aspek kedua meliputi sosial ekonomi. Dari hasil survei, ternyata masih banyak warga sekitar yang menolak pengeboran baru karena masih trauma.
Sementara aspek ketiga adalah penilaian resiko.
Menurutnya, aspek ketiga ini merupakan penilaian dari aspek-aspek sebelumnya. Dengan demikian, resiko dikategorikan sangat tinggi sehingga diperlukan mitigasi untuk mengurangi resiko yang disusun.
“Jadi waktunya tinggal setengah bulan lagi, apakah pengeboran itu bisa laksankanan atau tidak tergantung hasil penelitian tim,” terang Fatta.
Seperti diketahui, PT Lapindo Brantas akan melakukan pengeboran ulang yang lokasinya hanya berjarak 2,5 kilometer di sebelah utara dari pusat semburan gas dan lumpur Porong Sidoarjo.
Namun, rencana tersebut mendapat penentangan dari warga sekitar. Pemerintah pun kemudian membentuk tim penelitian karena lokasi tersebut memiliki tingkat resiko tinggi. Dalam hal ini pemerintah melibatkan Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS).
Artikel ini ditulis oleh: