Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah (Dok DPR)

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, mengatakan polemik terkait wacana Presiden Jokowi untuk menggunakan tabungan abadi umat (haji), bisa menjadi pintu masuk pembenahan atas pengelolaan dana tersebut. Karena, masih banyak persoalan penyelenggaraan haji baik dari hulu maupun hilirnya yang harus dibenahi.

“Ada banyak masalah dalam penyelenggaraan haji sejak hulu sampai hilir,” kata Fahri dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (31/7).

“Di hulu kita melihat fase persiapan yang tidak sempurna, mulai soal manasik yang belum maksimal terutama bagi yang baru pertama kali bepergian ke luar negeri, sampai soal usia jamaah yang terlalu tua karena terlalu lama menabung,” tambahnya.

Sementara itu, masih kata Fahri, di sisi hilir ada banyak masalah mulai soal penginapan, makanan dan kesehatan yang fasilitas tersedianya masih belum ideal dan memadai.

“Di luar itu, Indonesia sebagai konsumen haji dan umroh terbesar di dunia harusnya tidak saja berpikir sebagai konsumen, tetapi sebagai penyelenggara,” ujar politikus PKS itu.

Oleh karena itu, Fahri menegaskas Badan pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang seluruh pengurusnya baru dilantik, seharusnya langsung memikirkan hal besar yang terkumpul dari para jamaah haji itu untuk kepentingan perbaikan penyelenggaraan haji dan bukan untuk kepentingan lain terlebih dahulu. Sehingga, jika ada sisanya barulah nanti bisa dialokasikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

“Ada banyak yang bisa dilakukan Indonesia jika berpikir sebagai pemain dalam industri haji dan umrah. Mulai sektor jasa sampai produk dan infrastruktur haji dengan penghasilan yang menggiurkan. Itulah yang seharusnya dipikirkan sekarang,” papar dia.

“Sehingga, hasil dari investasi selanjutnya tetap diarahkan untuk menyempurnakan penyelenggaraan haji di masa yang akan datang. Sebab bagaimanapun dana itu adalah dana ibadah,”pungkasnya.

 

Laporan Novrijal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh: