Ahok menjadi saksi dalam sidang tersebut terkait kasus korupsi proyek pengadaan 25 UPS untuk 25 sekolah SMA/SMKN pada Sudin Pendidikan Menengah Kota Administrasi Jakarta Barat pada APBD Perubahan Tahun 2014.

Jakarta, Aktual.com – Rencana Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), untuk menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium di wilayah Ibu Kota, dianggap kebijakan yang menyengsarakan kaum kecil oleh sejumlah supir angkot.

Salah seorang supir angkot T26, Edy (64) mengatakan, dengan masih adanya premium saja dirinya masih sulit mencukupi kebutuhan harian.

“Kita narik seharian aja kadang kurang buat setoran. Lah, kalau premium diapusin, tambah kecekek lagi kita cari setoran,” ucapnya kepada Aktual.com di pangkalan T26, Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Jumat (5/2).

Lanjut Edy, jika betul Ahok melanjutkan rencana tersebut, Edy menilai Ahok telah tidak tahu diri kepada warganya.

“Kalau kayak gitu, udah gak tau diri. Kita milih dia (Ahok) waktu itu biar rakyat (Jakarta) sejahtera,” imbuhnya.

Hal senada diutarakan oleh seorang tukang ojek pangkalan, Karno (39). Karno yang biasa mangkal di Transmigrasi Jakarta Timur, Pondok Kelapa mengatakan, rencana kebijakan tersebut hanya akan mempersulit kehidupan keluarganya.

“Masih ada premium aja kita kalah saing sama Gojek. Kalau udah gak ada premium, bisa bingung kita. Pertamax mahal, tapi kalau kita naikin harga bisa gak ada penumpang lagi,” tuturnya.

Namun, bilamana Ahok bersikeras menelurkan kebijakan yang demikian, Karno memutuskan untuk mengisi kendaraannya di SPBU yang berada di luar wilayah Jakarta.

“Ya kalau bener gitu, saya ngisi di Bekasi aja. Kan deket gak jauh. Ngantri-ngantri dikit gakpapa, daripada beli pertamax, mahal,” tutupnya.

Artikel ini ditulis oleh: