Jakarta, Aktual.com – Tol laut merupakan salah satu program yang “dijual” oleh Joko Widodo dalam masa Pilpres 2014 lalu. Pada saat itu, ia memang menekankan pada aspek kemaritiman dan pembangunan infrastruktur.
Empat tahun berselang, program pemerintah ini sudah mulai menampakkan hasil dan cukup menggembirakan. Pemerintah cukup berhasil menjadikan laut sebagai beranda utama negara Indonesia.
Hal ini dipaparkan dalam diskusi Ngobrol Inspiratif Soal Ekonomi Bareng alias Ngopi Sore yang diadakan oleh Relawan Pengusaha Nasional (Repnas) untuk Jokowi-Ma’ruf di Jakarta, Kamis (22/11).
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Kementerian Perhubungan, Capt Wisnu Handoko yang menjadi salah satu pembicara mengungkapkan, fokus Jokowi pada maritim terbukti berhasil dan menampakkan kemajuan.
Menurutnya, fokus pemerintah untuk mendongkrak perekonomian melalui maritiman sudah sangat signifikan. Sarana penunjang trayek tol laut misalnya, yang hingga tahun 2017 sudah mencapai 13 trayek padahal semula hanya 3 trayek pada 2015.
“Jumlah trayek kapal perintis juga meningkat tajam di mana dari 84 trayek pada 2015 menjadi 103 trayek hingga 2017. Targetnya, 10 trayek lagi akan bertambah hingga akhir 2018 sehingga totalnya menjadi 113 trayek,” jelas Wisnu.
Selain itu, katanya, penyelenggaraan angkutan laut perintis bertujuan untuk mendorong pengembangan daerah, meningkatkan konektivitas antarpulau, dan pemerataan pembangunan.
“Secara umum angkutan laut perintis sudah berjalan lancar dan hanya beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti ketersediaan galangan kapal dan ketersediaan kapal pengganti,” ujarnya.
Peningkatan trayek ini menyusul pembangunan lima pelabuhan laut dalam, 19 feeder ports, dan 100 sub-feeder port yang sudah ada.
Selanjutnya, pemerintah juga berusaha meningkatkan kehidupan para nelayan. Kini dikenal Bank Mikro Nelayan yang sudah dinikmati 9.535 nelayan di 108 kabupaten kota seluruh Indonesia.
Lalu penyediaan konverter kit BBM ke LPG untuk nelayan yang sudah mencapai 22.554 unit hingga akhir 2017 dari target 25.000 hingga 2018.
Pertumbuhan jumlah konsumsi ikan masyarakat pun meningkat dari 38,14 kilogram per kapita per tahun pada 2014 menjadi 46,49 kg pada 2017. Jumlah ini masih kurang dari target di akhir 2018 yang mencapai 50,8 kg.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan