Jakarta, Aktual.com – Persoalan pasokan daging sapi jelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tanpa solusi konstan pemerintah, terus berulang-ulang tiap tahun bagaikan sebuah tradisi.

Anggota Komisi IV DPR RI Sulaiman L Hamzah mengaku ragu kebutuhan daging yang meningkat bulan Ramadhan dan Lebaran bisa dipenuhi pasokan dalam negeri. Dia pun ragu pemerintah bisa realisasikan target menstabilkan harga daging. Sebab tingginya angka konsumsi daging sapi tidak diimbangi pasokan yang mencukupi dari dalam negeri. Alhasil, memicu naiknya harga di pasaran.

Politisi NasDem itu pun kembali sodorkan ‘resep lama’, yakni impor daging. “Skenario yang paling pas ya dengan impor untuk mengatasi kekurangan di lebaran ini. Sulit kalau enggak impor,” ujar Sulaiman di Jakarta, Minggu (29/5).

Meskipun dia berpendapat impor sebaiknya hanya untuk jangka pendek saja. Sedangkan untuk jangka panjang, disarankan pemerintah memulai program kerja memperbaiki suplai kebutuhan daging di pasaran dengan lakukan pendataan stok.

Sebab menurut dia selama ini persoalan data menjadi biang keladi kenaikan harga daging yang dinilai tidak masuk akal. Imbasnya, pemerintah tidak mampu membuat kebijakan yang bersifat konstruktif dari waktu ke waktu.

Sekretaris DPW Partai NasDem Provinsi Papua ini menambahkan, harga sapi yang mencapai dua kali lipat dari harga normal jelas merugikan masyarakat. Sebab besarnya permintaan pasar terhadap daging sapi faktanya dimanfaatkan oleh pedagang besar untuk memperoleh keuntungan yang besar.

Mau tidak mau, ujar dia, pemerintah harus mengupayakan budi daya besar-besaran dengan memanfaatkan potensi SDM dan lahan luas yang dimiliki negeri ini. “Dengan demikian, harapannya dua sampai tiga tahun lagi kita tidak impor lagi,” ucap dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang