Jakarta, Aktual.com — Pengamat politik Emrus Sihombing menyarankan Presiden Jokowi agar tidak melepas partai politik yang sejak awal berada di dalam koalisi. Sebab, parpol yang sejak awal berkoalisi minim kepentingan pragmatis.

Hal ini dikatakan seiring masuknya Partai Golkar sebagai partai pendukung pemerintah terkait perombakan kabinet kerja.

“Jokowi lebih baik merangkul partai yang bersama sejak kampanye kemarin, karena mereka cenderung lebih setia dibandingkan pendatang baru,” kata Emrus, saat dihubungi, Rabu (1/6).

“Partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) memiliki komitmen berjuang sejak awal, ketimbang partai seperti PAN, PPP dan Golkar yang bergabung atas kepentingan pragmatis,” tambah dia.

Dosen Universitas Pelita Harapan (UPH) itu juga mengingatkan agar dalam reshuffle nanti, Presiden Jokowi tidak terjabak dalam komposisi kabinet gemuk. Apalagi, sambung dia, sampai harus membuat sekretariat gabungan (Setgab) dalam mengatur ritme koalisi di lingkungan istana.

“Meski koalisi besar, saya sarankan Jokowi tidak membuat sekretariat gabungan koalisi agar tidak ditekan partai politik, sehingga kekuasaan itu ada sepenuhnya ditangan Jokowi,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang