Jakarta, Aktual.com — Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Daniel Johan menilai kinerja menteri dan kondisi politik ekonomi selama tujuh bulan harus menjadi pelajaran penting bagi presiden dalam mengambil kebijakan ‘reshuffle’ atau perombakan kabinet.

“Fakta data dan lapangan menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Indonesia terus terpuruk,” katanya di Jakarta, Rabu (1/7).

Pertumbuhan ekonomi dan nilai rupiah anjlok, inflasi dan harga kebutuhan pokok melambung tinggi, tingkat kesejahteraan nelayan dan petani turun, demo dan ketidakpuasan nelayan disuarakan dibanyak wilayah.

Sementara itu, karut marut angkutan udara dan darat terus terjadi, kesejahteraan dan daya beli masyarakat melemah membuat sektor riil terpukul hingga 50 persen.

“Lalu banyak pabrik akan tutup mengurangi tenaga kerja, bahkan hal yang strategis buat negara diserahkan ke asing,” ujarnya.

Daniel menjelaskan, ketika pembentukan ‘kabinet kerja’, presiden didorong untuk menyingkirkan kader partai meskipun baik dan profesional. Namun, saat ini keterpurukan justru berasal dari menteri-menteri nonparpol yang terbukti tidak memberi kontribusi mewujudkan nawacita dan janji presiden.

“Hal ini bisa terjadi karena menteri-menteri nonparpol tidak memiliki nilai lebih kepada presiden,” ucapnya.

Menurut dia, menteri nonparpol umumnya tidak memiliki ikatan ideologi, maupun tanggung jawab dan dukungan basis sosial politik yang kuat.

Mereka, ujar Daniel, hanya berperan di ranah individu sehingga bila terjadi instabilitas politik mereka tidak memiliki kekuatan untuk menyelesaikannya.

“Bahkan banyak yang hanya memikirkan kelompok dan bandarnya saja. Jangan dikira mereka tidak memiliki dukungan para cukong dibelakangnya,” tukasnya.

Sementara itu, kader parpol setidaknya memiliki basis sosial politik yang kuat baik di parlemen maupun di akar rumput. Partai politik merupakan organisasi terbesar dan paling kompleks yang ada setelah negara yang strukturnya lengkap dari pusat hingga ke pedesaan terkecil.

“Kader-kader terbaik parpol sudah teruji dalam mengelola persoalan masyarakat,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh: