“Sekitar 31% akan digunakan Perseroan untuk belanja modal dan pengembangan. Sedang sisanya sekitar 18% akan digunakan Perseroan untuk modal kerja,” tandas Batara di Gedung BEI, Jakarta, Senin (10/12).
Sejauh ini, kata dia, Urban Jakarta tengah membangun empat proyek berkonsep TOD yang berada pada lintasan jaringan LRT Jabodetabek.
Pihaknya yakin konsep itu akan menjadi pilihan cerdas bagi masyarakat urban di Jakarta dan sekitarnya. Terutama dalam menghadapi permasalahan utama mereka sehari-hari seperti kemacetan lalu lintas (accesibility) dan keterjangkauan (affordibility) kepada hunian yang baik.
Harapannya, dengan diserapnya produk dan layanan oleh pasar, tentu akan meningkatkan kinerja Perseroan, sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan nilai investasi para pemegang saham.
“Dan tak hanya itu, juga bisa menjadi daya dorong yang besar bagi peningkatan kinerja serta kebangkitan sektor industri properti pada umumnya,” ungkap dia.
Untuk aksi korporasi ini, Urban Jakarta menunjuk PT RHB Sekuritas Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek (Joint Lead Underwriters atau JLU).
Perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak 504.000.000 (lima ratus empat juta) Waran Seri I yang menyertai Saham Baru Perseroan atau sebanyak 19,68% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO.
Waran Seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham pada Tanggal Penjatahan.
Sebagai informasi, aset lancar Perseroan pada Semester I 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp17,3 miliar, atau sebesar 1,69% dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Hal ini terutama disebabkan karena adanya peningkatan pada aset real estat sebesar Rp162,31 miliar, atau sebesar 43,09%, sejalan dengan terlaksananya pembangunan proyek-proyek yang dimiliki oleh Perseroan.
Pendapatan URBN di semester I 2018 sebesar Rp52,4 miliar, meningkat sebesar 44,00% dibanding pendapatan tahun 2017. Peningkatan ini terjadi karena Perseroan telah menjual apartemen Lot 1 di proyek Gateway Park di Semester I 2018, dimana pada 2017 Perseroan baru menjual Ruko di proyek Gateway Park.
Marjin laba bersih perseroan pada Semester I 2018 sebesar 33,72%, meningkat dibandingkan semester sebelumnya, yaitu 28,36%. Hal ini dikarenakan terjadi peningkatan laba bersih Perseroan yang bersumber dari kenaikan pendapatan Perseroan.
Saat ini, dari empat proyek TOD itu total nilainya mencapai Rp 10,2 triliun selama kurang lebih lima tahun dan dua di antaranya merupakan Kerjasama Operasi (KSO) dengan PT Adhi Commuter Properti (d/h PT Adhi Karya Tbk – Divisi TOD) yaitu Gateway Park Rp 3,7 triliun dan Urban Signature Rp 3,77 triliun.
Sementara dua proyek lainnya yaitu Urban Sky Rp 1,41 triliun dan Urban Suites Rp 1,58 triliun dikembangkan sendiri oleh Urban Jakarta.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara