Jakarta, Aktual.com – Suara dukungan besar pada Jumat (23/12) di Dewan Keamanan (DK) PBB bagi resolusi yang mengutuk permukiman Yahudi di Wilayah Palestina adalah kemenangan besar buat diplomasi Palestina, kata bebera pengulas.
Mereka percaya Resolusi baru 2334, yang mendapat 14 suara dukungan dan satu suara abstein, selama sidang khusus DK PBB yang diselenggarakan di New York, akan mendorong rakyat Palestina untuk melakukan tindakan lain guna menuntut Israel di berbagai lembaga dan mahkamah internasional.
Pemungutan suara mengenai resolusi itu dilakukan atas permintaan empat negara –Venezuela, Senegal, Malaysia dan Selandia Baru– cuma 24 jam setelah Mesir, yang memimpin kelompok Arab, tiba-tiba memutuskan untuk menarik resolusi anti-permukiman yang mulanya akan diajukan ke DK PBB pada Kamis.
“Suara yang mendukung resolusi itu adalah kemenangan bagi kebijakan diplomasi Palestina dan bagi kebijakan Presiden Mahmoud Abbas,” kata Nabul Abu Rdeinah, Juru Bicara Presiden Palestina, sebagaimana dikutip Xinhua yang dipantau di Jakarta, Ahad malam. Ia menambahkan, “Itu memperkuat visi penyelesaian dua-negara dan mengutuk semua tindakan yang telah dilakukan Israel di tanah Palestina.” Ahmed Ragiq Awad, penulis dan pengulas politik yang berpusat di Ramallah, Tepi Barat Sungai Jordan, mengatakan kepada Xinhua tak ada keraguan bahwa resolusi tersebut “adalah kemenangan besar diplomatik bagi rakyat Palestina, dan dikeluarkan di tengah ketidak-seimbangan parah kekuasaan dengan Israel –yang telah berlangsung selama bertahun-tahun”.
“Resolusi tersebut dipadang sebagai kemenangan bersejarah bagi Palestina sebab resolusi itu dikeluarkan setelah 37 tahun sejak resolusi terakhir dikeluarkan oleh DK PBB yang menentang permukiman Israel,” kata Awad. Ia menyatakan, “Resolusi itu juga menyeru Israel agar menghentikan pembangunan permukiman.” Pengulas tersebut juga mengatakan suara dukungan besar di DK PBB “berarti sangat banyak buat rakyat Palestina, sebab mereka tidak memiliki alat yang memadai untuk melawan pembangunan permukiman, kecuali melalui lembaga internasional”.
Ia menyatakan rakyat Palestina telah banyak bertaruh dalam mengajukan konsep anti-permukiman ke DK PBB sebelum Presiden AS Barack Obama meninggalkan Gedung Putih. “Saya percaya rakyat Palestina berhasil dalam masalah ini,” katanya.
Pembangunan Permukiman Israel adalah salah satu masalah rumit utama dalam konflik antara Israel dan Palestina, dan itu adalah alasan utama bagi terhentinya perundingan perdamaian yang ditaja AS yang sempat berjalan selama sembilan bulan dan terhenti pada April 2014.
Hani El-Masri, pengulas politik yang berpusat di Ramallah, mengatakan kepada Xinhua suara yang mendukung resolusi itu dan kenyataan bahwa Amerika Serikat tidak memvetonya “menunjukkan masalah Palestina adalah masalah keadilan”. Ia menambahkan, “Resolusi tersebut secara politik dan hukum penting, dan rakyat Palestina dapat mengembangkan strategi masa depannya mengenai itu.”
(Ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby