Di sisi lain, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe juga mengaku berupaya mempengaruhi Dewan Keamanan agar menjatuhkan sanksi yang lebih keras.
“Kedua kepala negara itu sepakat bahwa harus ada sanksi dan tekanan yang sangat keras bagi Korea Utara,” kata juru bicara istana kepresidenan Blue House, Park Su-hyun kepada awak media.
Tujuan sanksi keras itu adalah memaksa Korea Utara maju ke meja perundingan, kata dia.
Sementara itu Korea Utara, yang menggelar masih mengembangkan persenjataan nuklir dan rudal meski jelas melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, mengatakan bahwa uji coba bom hidrogen pada Minggu telah berjalan dengan “sukses sempurna.” Percobaan itu kemudian menimbulkan gempa yang 10 kali lebih kuat dibanding uji coba yang sama dari Korea Utara satu tahun lalu.
China, yang selama ini merupakan sekutu terbesar Pyongyang, mengecam keras uji coba nuklir itu dan mendesak Korea Utara untuk menghentikan semua tindakan “salah” mereka.
Pada Juli, Pyongyang menguji peluru kendali berdaya jangkau antarbenua, yang bisa terbang sejauh 10.000 km, sehingga diperkirakan bisa menyasar banyak daratan Amerika Serikat.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka