Jakarta, Aktual.com – Ratusan ribu bahkan hampir satu juta umat Islam meadati pelataran Monumen Nasional (Monas) untuk melakukan reuni aksi 2/12/2016 lalu atu yang dikenal aksi 212. Kali ini, mereka kembali menggelar aksi damai dan santun untuk menuntut pemerintah agar berlaku adil dalam menegakan hukum tak pandang bulu.
Sejauh ini, kata dia, pemerintah belum bersikap adil dalam menegakkan hukum. Ketika yang melanggar hukum itu orang-orang yang berseberangan dengan pemerintah, langsung diproses. Akan tetapi dari pendukung pemerintah malah didamkan.
Hal ini seperti di ungkap oleh Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif. Dirinya dan umat Islam lain meminta pemerintah untuk bersikap adil dan meminta agar menghentikan segala bentuk kriminalisasi terhadap ulama dan orang-orang yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
“Jika berseberangan dengan kekuasaan melakukan proses hukum dengan cepat. Viktor Laiskodat tetap hidup nyaman dilindungi kekuasaan. Buni Yani divonis 1 tahun 6 bulan dan anggota DPR kader PKI akan bangkit tidak disentuh hukum,” ujar dia saat berorasi di atas panggung, di pelataran Monas, Sabtu (2/12).
Slamet menyebut, penanganan kasus politikus dari Partai NasDem itu sangat berbeda dengan penanganan terhadap Buni Yani. Buni Yani sudah diputus bersalah di pengadilan, sedangkan kasus Viktor masih stagnan.
Hal itu membuat sikap pemerintah sangat tidak ramah terhadap umat Islam. Yang muncul saat ini, menurut Slamet, adanya indikasi Islamofobia.
“Ujaran kebencian bak air bah di medsos, dilontarkan pro penista agama yang terlihat begitu leluasa tanpa dikenai hukuman,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby