Jakarta, Aktual.co — Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Asmawi Syam menilai revisi aturan “loan to value ratio” (LTV) oleh Bank Indonesia akan membantu meningkatkan pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan yang sempat lesu di awal 2015.
“Dengan adanya LTV turun, untuk KPR di perkirakan tumbuh 10-15 persen tahun ini,” ujar Asmawi saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (3/5).
KPR maupun KPA konvensional akan dinaikkan oleh Bank Indonesia sebesar 10 persen, sedangkan untuk syariah sebesar 5 persen. Dengan demikian, uang muka KPR bisa jadi hanya 20 persen dari sebelumnya 30 persen. Ketentuan BI tersebut diperkirakan akan berlaku pada Juni atau Juli 2015.
Menurut Asmawi, dengan adanya pelonggaran LTV tersebut, akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mampu membantu laju pertumbuhan ekonomi nasional yang pada triwulan pertama 2015 hanya tumbuh 4,71 persen.
“Konstruksi ikut naik, semen naik, baja, tenaga kerja naik, demand orang beli rumah, memberikan lapangan kerja baru, ada demand untuk bahan bangunan, ada demand untuk misal terkait dengan tenaga kuli, warung-warung tingkat konsumsi juga akan naik,” ujar Asmawi.
Hingga Mei 2015, BRI baru menyalurkan KPR sebesar 3 persen atau sebesar Rp 14,7 triliun. Porsi KPR BRI tersebut masih relatif kecil dibanding total outstanding pinjaman yang telah disalurkan perseroan.
Pertumbuhan KPR juga mengalami perlambatan dibanding pertumbuhan di triwulan IV-2014 yang sebesar 4,32 persensecara kuartalan (qtq) menjadi 2,04 persen di triwulan I-2015. Sepanjang 2014 lalu, KPR BRI sendiri tumbuh 20,8 persen secara tahunan.
Artikel ini ditulis oleh: